Perbankan Malah Keruk Cuan di Musim Pandemi Covid-19

Perbankan Malah Keruk Cuan di Musim Pandemi Covid-19

Perbankan rupanya masih enggan untuk menurunkan suku kredit bank kepada nasabah. Bank Indonesia (BI) mencatat sepanjang 2020 Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) relatif tinggi untuk semua segmen kredit.

Per Desember 2020, untuk bunga KPR penurunan kredit mentok di angka 9,7 persen atau 116 basis poin (bps). Sementara BI telah menurunkan suku bunga BI7DRR sebesar 225 bps sejak Juni 2019.

Sedangkan, perbankan cenderung responsif terhadap penurunan bunga deposito. Pada Desember 2020, suku bunga deposito 1 bulan turun 181 bps ke level 4,27 persen. Seharusnya perbankan responsif terhadap seluruh segmen, tidak hanya pada suku bunga yang menguntungkan saja.

"Kelihatan spread meningkat antara BI 7days dengan suku bunga kredit, malah mengalami pelebaran. Artinya bank-bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih di saat seperti ini," ujar Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Makroprudensial, Juda Agung dalam video daring, kemarin (22/2).

Juda kembali mengingatkan perbankan untuk lebih responsif, terutama pada segmen kredit. Sebab dengan menahan suku kredit berpotensi di tengah situasi sulit ini akan bertambah perekonomian menjadi semakin tidak kondusif.

"Kalau suku bunga turun harusnya ekonomi segera pulih tapi sebaliknya spread naik sehingga salah satu faktor orang ragu meminta kredit dari perbankan karena suku bunganya masih cukup tinggi," tuturnya.

Hingga akhir 2020, untuk SBDK berdasarkan kelompok bank, BI mencatat kelompok Himbara lah yang memiliki SBDK tertinggi yakni 10,79 persen dan diikuti oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) di level 9,8 persen. Lalu Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar 9,67 persen.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata bunga kredit di semua segmen per Agustus 2020 masih turun tipis. Bunga kredit konsumsi hanya turun 0,04 persen secara year on year (yoy) ke level 11 persen, segmen Kredit Modal Kerja (KMK) turun 0,09 persen ke level 9,4 persen dan investasi turun 0,1 persen ke 9,16 persen.

Bank Mandiri mengaku sudah menurunkan SBDK di semua segmen sejak awal tahun sekitar 10bps-600 bps. Per Oktober 2020, SBDK segmen korporasi sebesar 9,85 persen, segmen ritel sebesar 9,80 persen, segmen mikro 11,50 persen, segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 10,00 persen dan segmen konsumtif non KPR sebesar 11,60 persen.

"Segmen konsumtif telah diturunkan untuk ketiga kalinya seiring penurunan biaya dana,'' kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi AS Aturridha. (din/zul)

Sumber: