Peringati Hari Pers Nasional, Bupati Ajak Wartawan Perangi Hoaks

Peringati Hari Pers Nasional, Bupati Ajak Wartawan Perangi Hoaks

Bupati Tegal Umi Azizah mengajak seluruh insan pers untuk memerangi berita bohong atau hoaks. Hal itu dikatakannya saat peringatan HPN di salah satu kedai kopi di Slawi.

Umi Azizah, Senin (15/2) menyatakan, pada era keterbukaan informasi, pers memiliki peran yang sangat penting. Termasuk perang melawan hoaks di masa pandemi Covid-19. Karena hoaks telah menjadi persoalan serius dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yang menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara. 

"Kemunculan hoaks baik di media sosial maupun pesan berantai di aplikasi percakapan memang ada yang dibuat karena faktor iseng. Mereka sekedar mendulang sensasi atau meningkatkan rating dan popularitas," katanya. 

Hoaks juga menjadi komoditas yang memang sengaja diciptakan, tambah Umi Azizah, serta diproduksi, dikelola secara profesional untuk kepentingan pihak tertentu. Termasuk menggagalkan program vaksinasi Covid-19.

Untuk itu, dirinya mengajak pers untuk tetap mengedepankan pemberitaannya pada lima agenda kebijakan strategis. Yaitu menjaga persatuan, pencegahan penularan Covid-19, menyukseskan program vaksinasi, memupuk optimisme dan mendorong kebangkitan ekonomi. 

Kekuatan pers terletak pada kemampuannya melakukan pengarusutamaan, pengartikulasian dan pembingkaian. 

"Sepanjang ini dilakukan terus-menerus dan konsisten, maka pada gilirannya pers akan memberikan andil paling signifikan," tambahnya.

Andil pers, lanjut Umi Azizah, yang paling signifikan adalah pada perubahan cara pandang masyarakat terhadap pandemi dan kesadaran melakukan tindakan-tindakan mandiri dalam menghadapi pandemi. 

Melalui perannya, perubahan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada bangsa terjadi dan kemanusiaan tumbuh dan menjadi bagian dari setiap diri warga negara.

Kehadiran pers sangat diperlukan sebagai referensi primer bagi masyarakat literasi kita sekaligus influencer yang dapat membangkitkan optimisme dan kebangkitan bangsa ini dari situasi krisis dan pandemi.

Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tegal Dwi Ariadi menambahkan, tantangan media massa saat ini adalah keprihatinan beberapa penerbit. Mereka banyak yang tutup terdampak adanya pandemi Covid-19. Sehingga mau tidak mau, pers harus menghadapi tantangan teknologi menyesuaikan era digital. Kunci utama HPN ini bagi dirinya adalah bagaimana cara beradaptasi dan melakukan percepatan. 

"Yang dimaksud percepatan yaitu pers sebagai perantara bahasa masyarakat supaya mereka bisa memahami pesan yang ingin disampaikan dari sebuah berita," tandasnya. (guh/ima)

Sumber: