Turbine Disc dan Fan Blade Rusak, KNKT Sebut Mesin Pesawat Sriwijaya Air Masih Hidup Sebelum Membentur Air Lau

Turbine Disc dan Fan Blade Rusak, KNKT Sebut Mesin Pesawat Sriwijaya Air Masih Hidup Sebelum Membentur Air Lau

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono bersyukur FDR telah ditemukan. Selanjutnya untuk mengunduh data FDR dibutuhkan waktu sekitar lima hari.

"Alhamdulillah kita bisa temukan flight data recorder, doa dari masyarakat agar pembacaan pengunduhan dari FDR yang kami perkirakan akan memakan waktu antara 2 sampai 5 hari. Semoga lancar dan segera dapat mengungkap misteri apa yang menjadi penyebab kecelakaan ini," katanya.

Soejanto mengatakan investigasi ini dilakukan tiada lain untuk keselamatan warga. Data tersebut diharapkan dapat mengungkap penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, supaya kecelakaan yang sama tidak terulang lagi.

"Semoga dengan terungkapnya penyebab kecelakaan hal ini menjadi pembelajaran bagi kita semua agar kecelakaan yang sama tidak terjadi di kemudian hari. Itulah tujuan investigasi yang dilakukan oleh KNKT. Tujuannya hanya satu untuk masalah keselamatan," ujar dia.

Sebelumnya, Soerjanto mengatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh. Pihaknya pun telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).

Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah Barat Laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, namun selanjutnya pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat berada pada ketinggian 250 kaki.

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air," katanya.

Data lain yang didapat KNKT dari KRL Rigel adalah sebaran puing-puing (wreckage) memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter. "Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ungkapnya.

Dia menambahkan temuan pesawat yang telah dikumpulkan Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.

"Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," katanya.

Sementara Kepala Basarnas Bagus Puruhito mengatakan, selain kotak hitam atau black box, ada 24 kantong jenazah korban dan satu kantong berisi puing pesawat yang juga dievakuasi tim SAR.

"Sebagai informasi, bahwa kami juga baru kembali dari lokasi, tadi kami bawa ke JICT ini ada 24 kantong jenazah dan satu (kantong) berisi partikel dari pesawat," katanya.

Meski bagian kotak hitam pesawat telah ditemukan, Bagus menyebut pencarian korban dan material pesawat masih akan terus berlanjut. Terlebih CVR, yang merupakan bagian lain dari kotak hitam penyimpan rekaman isi percakapan pilot dan kopilot juga masih dicari.

"Tentu kita masih akan melanjutkan upaya pencarian ini untuk evakuasi korban, demikian juga evakuasi material yang ada, yang masih ada di dalam lokasi tersebut, demikian juga pencarian terhadap CVR," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: