Menag Baru Kerap Keras ke Kubu Habib Rizieq, Qodari: Pasti NU di Belakangnya

Yaqut Cholil Quomas (Gus Yaqut), Selasa (22/12) sore, resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai menteri agama mengantikan Fachrul Razi. Padahal, santer beredar informasi sebelumnya, posisi yang ditinggalkan Fachrul Razi itu akan ditempati kakak Gus Yaqut, yakni KH Yahya Cholil Staquf.

Kendati demikian, Direktur Eksekutif Indobarometer M. Qodari menilai Gus Yaqut memang cocok menjadi Menteri Agama. Pasalnya, Panglima Banser itu selama ini dikenal memiliki sikap yang keras dengan kelompok agama tertentu.

“Soal Gus Yaqut, dia keras kepada kelompok Islam tertentu, itu yang dicari presiden dari Yaqut ya,” ujarnya dilansir radartegal.com dari RMOL, Selasa (22/12) malam.

Menurutnya, Ketua GP Ansor itu juga selama ini dikenal keras kepada kelompok-kelompok yang berseberangan dengan pemerintah. “Jadi kuat ideologi, kuat pertarungan ideologi, head to head gitu,” sambungnya.

Selain sebagai politikus PKB, sambungnya, Gus Yaqut juga merupakan warga Nahdlatul Ulama (NU). Artinya, sosok Gus Yaqut sangat pas untuk menduduki pos Kementerian Agama.

Terlebih Gus Yaqut memiliki sepak terjang di lapangan yang cukup apik bersama GP Ansor. Karenanya, dia meyakini bahwa NU akan berada di belakang Gus Yaqut.

“Kenapa? Ketua GP Ansor, Ketua Banser, ya kemudian secara lapangan juga kalau selama ini yang dilawan punya pasukan, ini punya pasukan,” tambahnya.

Kendati demikian, ia berharap hal ini tidak akan memperuncing keadaan. Sebaliknya, bisa menjadi pembuka pintu dialog di antara kedua pihak.

“Ya mudah-mudahan akan ketemu ya pintu-pintu untuk dialog, kita tidak menginginkan kekerasan,” tandasnya.

Pendapat senada juga diungkap pengamat politik Adi Prayitno yang menyebut penunjukkan Gus Yaqut itu cukup mengejutkan. Pasalnya, pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu selama ini dikenal berseberangan dengan Front Pembela Islam (FPI).

“Menariknya lagi, bos Ansor jadi Menag. Ini akan menjadi head to head Menteri Agama versus FPI,” ujar dia dikutip dari JPNN. (rmol/jpnn/zul)

Sumber: