Bukit Rimpak Rawan Longsor, Akibat Konversi Lahan Hutan Menjadi Pertanian
Bukit Rimpak yang memiliki ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut dan berada di Dusun Sawangan Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa rawan longsor. Di lokasi tersebut, sebagian besar lahan hutannya habis dibabat dan terkonversi menjadi lahan pertanian sayuran yang terbuka.
Bupati Tegal Umi Azizah, Sabtu (12/12) mengatakan, sebagian
wilayah di Kabupaten Tegal rawan bencana tanah longsor. Hal itu dipicu karena konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian.
Salah satunya adalah Bukit Rimpak, yang memiliki ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut di Dusun Sawangan Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa. Di lokasi tersebut, sebagian besar lahan hutan habis dibabat dan terkonversi menjadi lahan pertanian sayuran yang terbuka.
"Ini menjadi keprihatinan kita bersama dan ini perlu diwaspadai sebagai ancaman yang dapat menimbulkan bencana alam," katanya.
Pada semua pemangku kepentingan, tambah Umi Azizah, dirinya meminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan menyamakan persepsi dalam mitigasi bencana terutama di musim penghujan. Kondisi itu sangat rawan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang yang disertai lumpur.
Parahnya lagi, di bawah bukit tersebut yakni Obyek Wisata Guci. Bencana banjir bandang pernah terjadi di Pancuran 13 di Obyek Wisata Guci pada tahun 2018 lalu. Karena itu lah, pihaknya berharap TNI dan Polri bisa ikut mendukung upaya penanggulangan bencana, termasuk penegakan hukum bagi pelanggar tindak pidana perlindungan lingkungan hidup. Seperti penjarahan lahan hutan maupun tindak pidana lainnya di bidang penataan ruang.
"Harus ada upaya terpadu dan sinergi. Sehingga pendekatan kolaboratif dari gabungan unsur pemerintah, akademisi dan peneliti, dunia usaha, masyarakat, dan media massa harus dikedepankan untuk menanggulangi bencana,” tambahnya.
Perlu adanya upaya membangun kesadaran masyarakat, lanjut Umi Azizah, dan pengembangan sumber daya manusia yang handal dalam menangani bencana. Mulai dari pemerintah daerah, para relawan, PMI, Pramuka, organisasi kemasyarakatan dan pencinta alam. Dirinya berharap semuanya bisa melakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala, secara rutin dan berkesinambungan dengan memerhatikan protokol kesehatan. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: