Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Penuh, 206 Dokter dan 136 Perawat Gugur

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Penuh, 206 Dokter dan 136 Perawat Gugur

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah, menjelaskan bahwa sekitar 75 persen perawat yang meninggal akibat Covid-19 umumnya bertugas di kamar rawat inap.

Kemungkinan perawat tertular dari pasien sebelum hasil swab mereka (pasien) keluar dari lab (laboratorium) atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Kami menyadari bahwa para tenaga kesehatan dari berbagai divisi sudah kewalahan menangani lonjakan pasien COVID-19 dan hasil swab yang harus diperiksa," katanya.

Dia pun berharap dukungan pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas perlengkapan pemeriksaan kesehatan sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih cepat untuk mengurangi angka penularan di fasilitas kesehatan, termasuk pemeriksaan rutin untuk para tenaga kesehatan.

Terkait penuhnya jumlah RS rujukan, Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan Kementerian kesehatan telah merancang sejumlah skenario.

Dijelaskannya, jika RS masih dapat menampung. Namun, jika terjadi kenaikan kasus 50?100 persen, fasilitas kesehatan diharuskan menambah kapasitas ruang. Termasuk mengonversi ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan COVID-19.

”Bisa di dalam gedung atau lantai atau blok yang ada sehingga bisa menambah ruang rawat inap untuk COVID-19,” jelas Wiku.

Jika terjadi kenaikan kasus lebih dari 100 persen, faskes diminta mendirikan pelayanan tenda darurat di area perawatan pasien COVID-19. Atau, mendirikan RS lapangan/darurat untuk perawatan pasien COVID-19. Pembukaan RS lapangan/darurat bekerja sama dengan BNPB dan TNI. (gw/zul/fin)

Sumber: