Minta Tindak Tegas Pejabat Korupsi, Presiden Jokowi: Saya Sudah Ingatkan Berkali-kali

Minta Tindak Tegas Pejabat Korupsi, Presiden Jokowi: Saya Sudah Ingatkan Berkali-kali

Presiden Jokowi menegaskan agar pelaku koruptor ditindak tegas. Dia mengatakan tak akan melindungi pejabat yang terlibat korupsi, termasuk para menterinya.

"Saya tidak akan melindungi yang terlibat korupsi," katanya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Ditegaskannya, pemerintah akan terus mendukung upaya KPK dalam pemberantasan korupsi. dia juga meyakini KPK dapat bekerja profesional dalam menangani kasus tersebut.

"Kita semua percaya KPK bekerja secara transparan, terbuka, baik, profesional dan pemerintah akan terus konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," katanya.

Dikatakannya, sudah sejak awal mengingatkan para pejabat negara tersebut agar jauhi korupsi. Bekerja keras untuk membangun kesejahteraan rakyat. "Perlu juga saya sampaikan bahwa saya sudah ingatkan sejak awal kepada para menteri Indonesia Maju jangan korupsi, sudah sejak awal," tegasnya.

Presiden mengaku sudah berulang kali mengingatkan pejabat negara untuk berhati-hati menggunakan anggaran.

"Berulang kali saya mengingatkan ke semua para pejabat negara baik itu menteri, gubernur, bupati, wali kota dan semua pejabat untuk hati-hati dalam menggunakan uang dari APBD kabupaten/kota, APBD provinsi dan APBN, itu uang rakyat," ujarnya.

Apalagi kali ini Juliari tersandung perkara terkait bantuan sosial yang sangat diperlukan masyarakat. "Apalagi ini terkait dengan bantuan sosial, bansos dalam rangka penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Bansos itu sangat dibutuhkan oleh rakyat," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menunjuk Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy sebagai penjabat sementara Menteri Sosial menggantikan Juliari P Batubara.

"Untuk sementara saya akan menunjuk Menko PMK untuk menjalankan tugas Mensos," ungkapnya.

KPK menetapkan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebagai tersangka karena diduga menerima suap senilai Rp17 miliar dari "fee" pengadaan bantuan sosial sembako untuk masyarakat terdampak COVID-19 di Jabodetabek.

Selain Juliari, KPK juga menetapkan empat tersangka lainnya, yaitu Matheus Joko Santoso, Adi Wahyono, Ardian IM, dan Harry Sidabuke.

Juliari disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Sedangkan kepada Matheus dan Adi disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12 huruf (i) UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: