Mahasiswa Papua di Surabaya Demo Papua Merdeka, Netizen: Kok Diam Saja, Apa karena Kurang Bawa Baliho Habib Ri
Belasan mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur melakukan aksi demonstrasi menuntut kemerdekaan Papua, Selasa (1/12) lalu. Video aksi mahasiswa tersebut pun viral di media sosial (medsos).
Sambil membawa bendera organisasi dan spanduk penolakan otonomi khusus (otsus) Papua jilid 2, mereka melakukan long march. Yang menarik, sebagian peserta demo mengenakan pakaian adat Papua, sambil meneriakkan Papua merdeka.
“Ada demo di Surabaya tuntut kemerdekaan Papua. Entar lagi ada nenek nenek yang bawa karung mungutin KOTEKA,” tulis akun @RomitsuT yang membagikan video tersebut.
Pemilik akun @LisaAmartatara3 turut membagikan video tersebut. Ia mempertanyakan sikap aparat yang terkesan diam melihat seruan Papua Merdeka.
“Kok diam aja ada demo seperti ini @DivHumas_Polri? Apa karena kurang bawa Baliho Habib Rizieq Shihab ya. NKRI harga mati harusnya di Papua sana yang 90% milih Pak @jokowi,” tulisnya.
Sementara itu, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (1/12). Mereka juga merayakan proses deklarasi kemerdekaan Papua.
Rubi Wonda, jubir aksi mengatakan 1 Desember adalah hari kemerdekaan bangsa Papua. Kemerdekaan dirayakan dengan demonstrasi di seluruh Indonesia dan Papua untuk mengingatkan proses deklarasi kemerdekaan.
”Bangsa West Papua telah mendeklarasikan kemerdekaan pada 1 Desember 1961. Namun Pemerintah Republik Indonesia tidak mengakuinya,” ujar Rubi dalam keterangan tertulisnya, seperti dilansir Jawa Pos, Rabu (2/12).
Menurut Rubi, atas penolakan tersebut, tanah Papua diklaim sebagai bagian dari Indonesia melalui operasi militer.
”Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan bahwa rezim Soekarno datang untuk melakukan operasi militer di seluruh Papua. Rezim itu mengklaim bahwa tanah Papua harus menjadi bagian dari Indonesia. Atas dorongan imperialisme atau investasi kepentingan dan relasi PT Freeport yang kemudian mengklaim bahwa tanah Papua itu bagian dari indonesia,” papar Rubi.
Atas hal tersebut, Rubi mempermasalahkan Neo Agreement antara Indonesia, Belanda, dan Amerika. Perjanjian tersebut membahas hak, masa depan, dan sumber daya alam Papua namun tidak pernah melibatkan mereka.
”Pemerintah tidak pernah melibatkan rakyat Papua sampai hari ini. Maka kami selalu menuntut untuk pengakuan. Negara Republik Indonesia harus mengakui rakyat Papua sudah merdeka sejak 1 Desember 1961,” ujar Rubi Wonda.
Unjuk rasa diikuti ratusan orang yang mengenakan pakaian khas Papua. Mereka juga membawa berbagai atribut yang menuntut Indonesia mengakui kemerdekaan Papua Barat. Demonstrasi berlangsung damai dengan menutup setengah badan jalan.
Tidak hanya menuntut kemerdekaan, mereka juga menuntut pemerintah tidak arogan ketika berhubungan dengan rakyat Papua. ”Kami ditindas, ditekan, dan mendapatkan perlakuan represif. Kami menolak otonomi khusus!” tuntut salah satu orator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: