Dianggap Intervensi Habib Rizieq Shihab, Ketua Presidium MER-C: Wali Kota Bogor Perlu Belajar Etika Kedokteran

Dianggap Intervensi Habib Rizieq Shihab, Ketua Presidium MER-C: Wali Kota Bogor Perlu Belajar Etika Kedokteran

Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad melalui siaran persnya, Minggu (29/11) menjelaskan, Habib Rizieq Shihab dan keluarga mempercayakan MER-C untuk melakukan pemeriksaan dan pengawalan kesehatannya termasuk melakukan tes swab. 

Akan tetapi, Bima Arya dianggap telah membuat kesimpangsiuran dan keresahan bagi masyarakat terkait kondisi kesehatan imam besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut. 

Dikutip dari Fin, Sarbini mengatakan, profesionalitas dan hak-hak pasien perlu dijaga. 

“Seharusnya wali kota Bogor mempercayakan hal ini kepada RS dan tim medis yang menangani karena tim medis mengetahui langkah-langkah apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan untuk menangani pasien,” cetusnya.

Dikatakan Sarbini, perihal menyampaikan kondisi kesehatan adalah domain keluarga. Pihak RS atau dokter yang merawat tidak memiliki hak untuk menyampaikan tanpa seizin keluarga.

“Oleh karena itu, MER-C sebagai tim medis independen yang diminta keluarga untuk turut menangani kesehatan HRS, sangat menyayangkan sikap wali kota Bogor yang melakukan intervensi dan tekanan kepada RS, tim medis dan pasien,” ujarnya yang menyayangkan langkah Wali Kota Bogor Bima Arya yang dianggap terlalu jauh mengintervensi kesehatan Habib Rizieq Shihab di Rumah Sakit Ummi.

Intervensi Bima Arya dianggap sebagai perlakuan yang kurang beretika dan melanggar hak pasien dan menganggu tim medis yang sedang bekerja.

“Wali kota Bogor perlu belajar etika kedokteran tentang independensi tenaga medis dalam bekerja dan hak pasien untuk menerima atau menolak atas semua upaya pemeriksaan dan pengobatan yang akan diberikan tanpa ada intervensi atau tekanan pihak manapun,” tegas Sarbini. (fin/ima)

Sumber: