Terkonfirmasi Positif Covid-19, Seorang Pengasuh Ponpes di Brebes Dilaporkan Meninggal Dunia

Terkonfirmasi Positif Covid-19, Seorang Pengasuh Ponpes di Brebes Dilaporkan Meninggal Dunia

Sembilan orang pengasuh di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Brebes terkonfirmasi positif Covid-19, Sabtu (14/11) siang. Salah seorang dilaporkan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit di Semarang.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Brebes Imam Budi Santoso membenarkan prihal tersebut. Kesembilan orang tersebut dinyatakan positif setelah dilakukan uji swab.

"Iya benar (ada sembilan orang pengasuh) pondok yang dinyatakan positif Covid-19," ungkapnya.

Dijelaskannya, satu diantaranya tadi siang dilaporkan meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit yang ada di Semarang. Pemakamannya sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

"Pemakaman sudah dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan," terangnya.

Sebelumnya diberitakan juga, ratusan santri di ponpes tersebut dilaporkan memiliki gejala virus corona (Covid-19). Bahkan, dari ratusan santri tersebut sudah dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif.

"Dari ratusan santri yang memiliki keluhan hilang rasa penciuman, kita lakukan sampling 46 santri untuk dirapid test. Hasilnya semuanya reaktif," ungkapnya, Sabtu (14/11).

Dijelaskannya, untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren tersebut, pihaknya telah menyarankan 200-an lebih santri untuk melakukan isolasi. Termasuk, pasien yang sudah dirapid test untuk melakukan isolasi di lingkungan pondok.

"Sudah empat hari ini kita lakukan skrining untuk mengetahui jumlah santri yang mengeluh hilang rasa penciuman. Dan ini belum selesai," jelasnya.

Ditambahkannya, total santri di pondok pesantren itu sebanyak 4.876 orang. Namun, yang ada di lingkungan pondok hanya sebanyak 4.476 orang.

"Kalau toh nanti dari hasil skrining ada yang mengeluh hal yang sama, maka kita menharankan untuk mengisolasi mandiri," ucapnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, kegiatan di pondok pesantren sudah dikurangi tidak seperti biasanya. Contoh, misalnya dalam kelompok belajar ada 10 orang kali ini dikurangi menjadi lima orang. Termasuk tinggal di asrama. Misalnya tadinya ada 20 orang dikurangi setengahnya.

"Semua kegiatan di pondok kita batasi. Termasuk kegiatan orang tua santri dan guru santri dari luar tidak diperkenankan masuk," pungkasnya. (ded/ima)

Sumber: