Skorsing Iannone Diperpanjang sampai Empat Tahun
Masa larangan tampil atau skorsing Andrea Iannone di arena balap MotoGP, terkait penggunaan doping, diperpanjang hingga 4 tahun oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Awalnya Iannone diskors 18 bulan oleh Komisi Disiplin FIM pada 1 April 2020 lalu. Hukuman berlaku sejak 17 Desember, yang merupakan tanggal hasil tes urine-nya.
Akibat putusan tersebut, rider Aprilia Racing Team Gresini itu, mengaku hancur. Dalam pernyataannya, rider asal Italia itu merasa diperlakukan tidak adil.
Terlebih, ketika putusan itu diambil berdasarkan fakta, tidak seperti yang terjadi di lapangan. “Hari ini saya diperlakukan dengan sangat tidak adil. Mereka merenggut hal yang paling saya cintai di dunia ini. Tuduhan yang disertai dengan fakta-fakta yang tidak berdasar. Ini sangatlah tidak masuk di akal. Namun saya belum mau menyerah,” katanya seperti dikutip Motosport, Rabu (11/11).
Dalam postingannya di media sosial, rider 31 tahun kelahiran Vasto, Italia itu mengaku sadar diri tentang siapa yang dihadapinya. Meski demikian, dirinya masih berharap ada kejujuran dan penegasan hukum, dalam kasus pelanggaran aturan anti doping, yang dialamatkan kepadanya.
“Saat ini saya dibuat menderita (oleh putusan tersebut). Siapa pun yang berusaha untuk menghancurkan hidup saya, akan segera menyadari, seberapa tegarnya hati saya ini,” tegas pebalap kelahiran Agustus 1989 itu.
Pihak Aprlia sendiri telah menanggapi putusan yang dikeluarkan Badan Anti-Doping Dunia atau WADA terkait hal ini. Meski tidak mampu berbuat, namun pabrikan asal Italia itu menolak menerima putusan itu.
Aprilia juga menegaskan tentang dukungan penuh mereka terhadap rider bernomor balap 29 itu.
“Hasil putusan ini harus diamati dan diterima, meski banyak elemen yang tekandung di dalamnya menimbulkan tanda tanya, bahkan dari sudut pandang ilmiah. Tidak ada penyesalan dari kami terkait dukungan terhadap Iannone. Kami masih terus mendukungnya hingga titik ini,” kata CEO Aprilia Massimo Rivola.
Kendati demikian, Rivola mengaku, jika masalah hukum ini, telah berdampak besar terhadap Aprlia dan strategi mereka di MotoGP. Akan tetapi, mereka menolak berlama-lama hanyut dalam ketidakpastian ini.
Dengan keluarnya putusan itu, Aprilia mengaku, tengah berencana untuk membangun strategi baru, memanfaatkan potensi yang mereka mulai bersama Iannone. Iannone dinyatakan gagal tes doping, setelah sampel urine-nya dinyatakan positif zat terlarang, dengan kandungan steroid anabolik pada sejak 17 Desember 2019.
Saat itu, Iannone mengaku tidak sengaja mengonsumsi zat terlarang itu lewat konsumsi daging. Iannone diskors 18 bulan oleh Komisi Disiplin FIM pada 1 April 2020 lalu. Namun, dia banding ke CAS, di saat yang sama Badan Anti-Doping Dunia (WADA) juga melakukan banding.
WADA ingin hukuman pebalap 31 tahun itu diperberat menjadi empat tahun. Nah, setelah menggelar sidang, CAS menyimpulkan bahwa Iannone tetap bersalah.
CAS bahkan menyetujui banding WADA dan menjatuhkan skors empat tahun kepada pria Italia tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: