Eropa Mulai Dilanda Gelombang Kedua Covid-19, Presiden Jokowi Minta Indonesia Waspada

Eropa Mulai Dilanda Gelombang Kedua Covid-19, Presiden Jokowi Minta Indonesia Waspada

Gelombang kedua penularan COVID-19 terjadi di sejumlah negara di Eropa. Presiden Joko Widodo meminta semua pihak tetap waspada. Protokol kesehatan wajib dipatuhi dan dilaksanakan secara konsisten.

"Terkait COVID, saya ingin menekankan sekali lagi. Hati-hati karena ini di Eropa muncul gelombang kedua yang naiknya drastis sekali. Jadi jangan sampai kita teledor. Jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita," kata Jokowi di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/11).

Menurutnya, kasus Corona di sejumlah negara di Eropa mengalami peningkatan sangat signifikan. Dia meminta fenomena gelombang kedua tersebut menjadi perhatian semua pihak.

"Saya lihat beberapa negara. Prancis, Italia, Inggris, Jerman, Spanyol, ada kenaikan sangat drastis. Ini agar menjadi perhatian dan kehati-hatian kita semua. Saya meminta semua mematuhi protokol kesehatan. Disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus terus dilakukan," paparnya.

Kepala Negara juga menyampaikan mengenai rata-rata kasus Corona di Indonesia yang berada di bawah rata-rata dunia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap kasus positif Corona di Indonesia bisa terus ditekan.

"Kita memiliki kasus aktif sebesar 13,78 persen. Rata-rata dunia kasus aktif dunia 25,22 persen. Ini yang terus harus tekan. Sehingga angka 13,78 persen ini bisa kita perkecil lagi. Juga tingkat kesembuhan yang semakin baik. Kita sekarang di angka 82,84 persen. Rata-rata dunia 72 persen. Namun, angka kesembuhan ini juga perlu diperbaiki lagi," urainya.

Selain itu, Jokowi juga menyinggung rata-rata angka kematian di Indonesia yang masih di atas rata-rata dunia. "Yang masih di atas rata-rata dunia adalah angka kematian. Indonesia masih di angka 3,38 persen, rata-rata dunia 2,5 persen. Ini patut menjadi perhatian semuanya," tegas Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini meminta keseimbangan antara aspek penanganan Corona dan pemulihan ekonomi terus diperhatikan. "Kita harus tetap fokus untuk mengatur menjaga keseimbangan. Titik keseimbangan antara kesehatan dan pemulihan ekonomi," pungkasnya. (rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: