Daya Beli Turun, Pemerintah Malah Klaim Ekonomi Nasional Berangsur Pulih

Daya Beli Turun, Pemerintah Malah Klaim Ekonomi Nasional Berangsur Pulih

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan sistem keuangan menunjukkan tren positif seiring membaiknya proses pemulihan ekonomi di Tanah Air.

Data yang dicatat Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sepanjang kuartal III/2020 aktivitas ekonomi mulai menguat. Ya, meski diliputi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang masih tinggi.

"Dalam menghadapi ketidakpastian akibat Covid-19, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus memperkuat sinerginya untuk mepercepat pemulihan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan,'' kata Sri Mulyani di Jakarta, kemarin (26/10).

Pemulihan kinerja ekonomi merupakan kabar baik setelah sebelumnya anjlok di angka minus 5,32 persen pada kuartal II/2020 lalu. Pemulihan ekonomi ini sejalan dengan proyeksi IMF dalam outlook ekonomi terbaru bahwa pertumbuhan ekonomi global di angka 4,4 persen atau lebih baik dari proyeksi sebelumnya.

Bendahara negara ini menuturkan, bahwa membaiknya kinerja ekonomi juga ditopang percepatan realisasi dari stimulus fiskal atau APBN dan perbaikan dari sisi ekspor serta belanja pemerintah yang meningkat selama kuartal ketiga.

"Hal ini dilakukan di dalam keseluruhan pelaksanaan program pemulihan proses pemulihan ekonomi yang berangsur membaik indikator stabilitas sistem keuangan tetap berada pada kondisi normal," ungkapnya.

Terpisah, Ekonom BCA David Sumual menyebutkan ada sinyal pemulihan konsumsi dan aktivitas bisnis untuk kuartal III. Namun, berdasarkan hasil observasi dari Big Data BCA, trennya mulai melambat pada akhir Agustus hingga awal September 2020.

“Harga komoditas 1-2 bulan terakhir ini cukup membaik. Dan ini memberikan harapan buat kita sebenarnya karena kita ekspor sebagian besar kan masih komoditas,” ujar David.

Dia memperkirakan, segmen ekonomi Indonesia dipastikan pulih di kuartal II adalah eksportir komoditas, terutama mineral logam. Hal ini didukung terutama oleh pemulihan ekonomi Tiongkok.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Gita Wirjawan memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV 2020 masih akan terkontraksi minus.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa minus 2 sampai minus 3 persen, kemungkinan terjadinya kontraksi lagi di kuartal 4 masih nyata apalagi dengan belum terlihatnya perubahan-perubahan sikap yang signifikan terkait pemulihan daya beli,” kata Gita.

Apalagi, kata dia, terkait daya produksi yang semakin merosot dikarenakan menurunnya daya beli, serta belum adanya perhatian yang optimal terhadap pengusaha, UMKM, BUMN, dan korporasi. (din/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: