Cuaca Buruk, Nelayan Tradisional Kota Tegal Pilih Menganggur dan Berhutang

Cuaca Buruk, Nelayan Tradisional Kota Tegal Pilih Menganggur dan Berhutang

Sejumlah nelayan di wilayah Kota Tegal memilih tidak melaut beberapa hari terakhir. Itu menyusul adanya cuaca buruk yang melanda berbagai wilayah.

Salah satu nelayan, Warto (60) mengatakan, selama satu pekan terakhir dirinya tidak melaut. Sebab, jika dipaksakan khawatir akan membahayakan keselamatan karena ketinggian gelombang bisa mencapai 1,5 meter. 

"Selain itu, arusnya cukup kencang dan hasil tangkapan akan berkurang," katanya.

Menurut Warto, jika dipaksakan selain membahayakan juga akan membawa kerugian bagi nelayan. Sebab, saat cuaca normal saja, modal yang dikeluarkan bisa mencapai Rp300 ribu dengan hasil sebesar Rp200 ribu.

"Apalagi kalau cuaca buruk. Bisa tidak dapat apa-apa," ujarnya. 

Karenanya, kata Warto, dirinya terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia tidak tahu cuaca buruk akan melanda sampai kapan. 

"Tahun ini memang cuaca lebih buruk dari sebelumnya. Kalau dulu masih bisa melaut. Sementara saat ini sudah tidak bisa," tandasnya. 

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal Riswanto mengatakan, saat ini ada 25 kapal tradisional yang terdampak cuaca buruk di Kelurahan Tegalsari. Pihaknya sudah menyampaikan imbauan kepada nelayan agar tidak melaut terlebih dahulu sesuai dengan imbauan dari BMKG terkait kondisi cuaca di wilayah Jawa Tengah. 

"Namun, kami tidak bisa melarang jika ada nelayan yang tetap berangkat melaut. Karena kebutuhan ekonomi," pungkasnya. (muj/ima)

Sumber: