Pernikahan Usia Dini Berisiko Tinggi, Bisa Terjadi Depresi

Pernikahan Usia Dini Berisiko Tinggi, Bisa Terjadi Depresi

Pernikahan usia dini marak di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Tegal. Padahal pernikahan usia dini memiliki risiko yang tinggi, mulai dari sisi kesehatan hingga psikologis.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina, Kamis (22/10) membenarkan risiko pernikahan usia dini memang besar. Bisa terjadi depresi, infeksi penyakit menular seksual dan kanker leher rahim. Dampak  pernikahan usia dini, tidak hanya itu. Namun juga dikhawatirkan terjadi gangguan selama masa kehamilan dan persalinan. Sehingga bisa mengakibatkan anak mengalami kelainan. 

Selain itu, kondisi kedua orang tua yang belum matang selama menjalani rumah tangga bisa berdampak pada perkembangan otak dan psikologi anak hingga dewasa. 

"Bisa saja anak menjadi stunting atau kerdil. Itu akibat kurang gizi," katanya.

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah yang hadir dalam acara itu berujar, perencanaan kehamilan menjadi kunci mewujudkan ketahanan keluarga, termasuk menciptakan kehidupan harmonis. Dengan cukup memiliki dua anak dalam satu keluarga, maka potensi masa depan anak akan lebih terjamin. Anak akan mendapatkan asupan gizi dan pangan yang cukup, pendidikan yang memadai serta kasih sayang penuh dari orang tuanya. Hal itu tentunya baik dalam konteks pembangunan sumber daya manusia ke depan, mencetak generasi unggul yang tidak saja cerdas secara intelektualitas tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang baik.

"Hindari pernikahan di usia dini karena akan berisiko tinggi," pesannya. (guh/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: