Tambah Empat Orang, Dokter yang Gugur Akibat Covid-19 Jadi 136 Orang
Dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah lagi. Pada pekan ini jumlah dokter yang meninggal bertambah empat orang.
Wakil Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikadat Dokter Indonesia (PB IDI) Ari Kusuma Januarto mengatakan pada pekan ini jumlah dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah empat menjadi 136 orang.
Dia menilai kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan akibat COVID-19 semakin mengkhawatirkan. Dia pun meminta agar semua pihak terlibat dalam penangahan virus mematikan tersebut.
"Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," katanya dalam siaran persnya, Kamis (15/10).
Ditegaskannya, jika semua bekerja sama, pandemi COVID-19 dipastikan cepat berlalu.
"Tidak hanya masyarakat, namun kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," tegasnya.
Berdasarkan data IDI, sebanyak 136 dokter yang gugur tersebar di 18 provinsi. Mereka terdiri atas 71 dokter umum, 63 dokter spesialis dan dua dokter residen. (Lengkapnya lihat grafis)
Sementara Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan Tim Mitigasi PB IDI Eka Ginanjar, mengatakan sulitnya pandemi ini berlalu karena masih banyak warga yang setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Kita bisa lihat dari banyaknya orang yang belum memakai masker secara benar, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, serta abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah," ungkapnya.
Dia pun menekankan pentingnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan virus dari orang yang terserang COVID-19 tapi tak mengalami gejala.
"Orang yang merasa baik-baik saja padahal sebenarnya membawa virus ini biasanya belum pernah melakukan testing COVID-19. Kemudian melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan, dan lalu menularkannya pada orang lain yang rentan," katanya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat jangan menganggap ringan gejala penyakit seperti flu.
"Orang yang mengalami gejala seperti flu walaupun hanya ringan janganlah meremehkan hal ini. Hindari keluar rumah ataupun berkumpul dan segera lakukan testing. Dalam banyak hal, orang-orang masih sulit mempercayai keberadaan COVID-19 saat ini," katanya.
Banyaknya warga yang abai akan protokol kesehatan dibenarkan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari. Menurutnya, berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan baru separuh masyarakat Indonesia yang melakukan cuci tangan dengan benar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: