Penyebaran Covid-19 Sulit Dideteksi, IDI: Awal Jakarta Tinggi lalu Surabaya, Kini Jakarta Lagi
Pola penyebaran virus COVID-19 selalu berubah-ubah dan sulit ditebak. Hal ini menunjukan Corona tak mudah dideteksi.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) juga belum tahu apakah COVID-19 saat ini sudah menurun atau belum di Indonesia.
"COVID-19 ini susah ditebak. Saya masih ingat bulan Maret dan April. Saat itu DKI Jakarta tinggi, setelah itu pindah ke Surabaya, Jawa Timur. Namun, ketika Jawa Timur mulai menurun, Jakarta naik lagi. Kita belum bisa memprediksi apakah sudah sampai puncaknya atau landai atau turun. Karena pola selalu berubah-ubah," ucap Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Slamet Budiarto, saat talk show yang disiarkan secara live di YouTube di Graha BNPB, Jakarta, Senin (5/10).
Menurutnya, kondisi ini juga terjadi di negara lain. Sulit menemukan negara yang tidak ada kasus penularan COVID-19 sama sekali.
"Negara lain juga sama, belum ada negara yang kasusnya nol. Rata-rata ada infeksi baru," imbuhnya.
Dia mengungkapkan rata-rata tambahan harian saat ini di Indonesia memang mencapai angka hingga 4 ribuan. Meski begitu, jumlah tersebut tersegmentasi baik yang bergejala atau tidak.
Slamet mengajak masyarakat selalu disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
"Selama vaksin belum ditemukan, 3M adalah kunci untuk mencegah penularan. Ini sangat efek efektif. Karena itu, protokol kesehatan 3M harus terus dilakukan," paparnya.(rh/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: