Komunisme Sudah Bangkrut, Salim Said: Jika Anak Cucu PKI Dendam, Stabilitas Bangsa yang Terancam

Komunisme Sudah Bangkrut, Salim Said: Jika Anak Cucu PKI Dendam, Stabilitas Bangsa yang Terancam

Sebagai ideologi, komunisme tidak bisa menjawab tantangan zaman. Karenanya komunisme sudah bangkrut.

Pernyataan itu diungkapkan Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia Prof Salim Said. "Saya sudah lama berkoar-koar, komunisme itu sudah bangkrut. Sebagai ideologi dia tidak bisa menjawab tantangan," ujar Prof Salim Said saat berbicara pada Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne, mengangkat thema 'Ideologi PKI Masih Hidup?', Selasa (29/9) malam.

Menurut Prof Salim, fakta-fakta komunisme sudah bangkrut, sangat jelas terlihat. Mulai dari tumbangnya Uni Soviet dan sejumlah negara lain yang menganut paham komunisme.  

Kemudian di Tiongkok, komunisme yang ada menjurus kepada kapitalis.  "Jadi, komunisme seperti yang dibicarakan, yang dibayangkan dulu dipimpin DN Aidit, tidak zamannya lagi. Kalau bilang PKI akan bangkit, saya enggak yakin," katanya.

Meski demikian, penulis buku 'Gestapu' ini menilai peristiwa kelam keberadaan komunisme di Indonesia tetap perlu dibicarakan sebagai sebuah sejarah. Prof Salim juga menilai, pemerintah yang berkuasa harus tahu sejarah, bijaksana dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengelola potensi konflik.

Pasalnya, jika anak cucu PKI atau pihak yang sebelumnya menjadi bagian dari komunis merasa dendam, kemudian melakukan sebuah gerakan, maka stabilitas bangsa yang terancam.

"Kalau bereaksi seperti yang ditakutkan orang, ada dendam, tentu yang terancam republik. Karena akan ribut lagi. Karena itu, diperlukan pemerintah yang kuat, bijaksana dan tahu sejarah," kata pria kelahiran Parepare itu.

Prof Salim menegaskan, tidak dalam posisi mendukung salah satu pihak. Baik korban kekejaman PKI, maupun korban kekejaman pihak yang memberangus PKI di masa lalu.

"Saya tidak bisa berbuat banyak, paling berkoar-koar. Pihak yang bisa itu pemerintah, itulah gunanya pemimpin yang mengerti sejarah. Kalau enggak mengerti, itu bisa terjadi," ucapnya.

Prof Salim juga menyoroti pendapat yang menyebut sekarang ini momentum terakhir bagi bangkitnya PKI dan masa terakhir juga bagi yang anti PKI, mengingat peristiwa kelam 1965 sudah terjadi 55 tahun lalu.

"Kalau bicara biologis begitu, tetapi ini bicara sejarah. Bisa selalu hidup. Jadi sekali lagi, hal yang saya takutkan negara ini kacau. Jangan Pancasila itu diobok-obok lagi," pungkas Prof Salim. (jpnn/zul)

 

Sumber: