Banyak Tenaga Kesehatan Gugur, Ketua IDI: Semangat, Ikhlas, dan Utamakan Rasa Kemanusiaan yang Tinggi

Banyak Tenaga Kesehatan Gugur, Ketua IDI: Semangat, Ikhlas, dan Utamakan Rasa Kemanusiaan yang Tinggi

Metode tersebut diterapkan supaya mengurangi kontak langsung dengan banyak orang yang bisa saja telah terpapar virus. Hal tersebut juga dinilai efektif dari segi waktu. Sebab, pasien yang akan berobat atau melakukan pemeriksaan tidak perlu menunggu terlalu lama saat berada di ruang tunggu.

Sedangkan, Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah mengatakan dengan kondisi kasus COVID-19 yang terus bertambah, menjadi peringatan bagi semua pihak.

Ia mengatakan apabila masyarakat, pemerintah dan semua pihak sepakat bahwasanya tenaga kesehatan adalah benteng terakhir dalam menghadapi pandemi COVID-19, seharusnya ada program dalam meningkatkan keselamatan tenaga kesehatan. Sebab puluhan perawat dan ratusan dokter gugur akibat COVID-19 dan tertular saat melayani masyarakat. (selengkapnya lihat grafis)

Sementara Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan pemerintah telah menyiapkan akomodasi bagi dokter dan perawat. Pemerintah akan memberikan test swab dan PCR gratis secara rutin bagi tenaga kesehatan.

"Secara rutin para dokter dan perawat ini juga akan mendapatkan fasilitas tes swab dan PCR gratis, sehingga bisa diketahui kesehatan para dokter tersebut," ujarnya saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR, Selasa (22/9) kemarin.

Para dokter dan perawat juga akan mendapatkan akomodasi berupa fasilitas hotel setara bintang tiga. Rencananya akan diberikan pada pekan ini, berkat kerja sama dengan Kemenkes, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, Kemenparekraf.

"Kami telah menghitung jumlah dokter dan perawat yang akan disiapkan akomodasi setara bintang 3," katanya.

Di provinsi dengan kasus COVID-19 tinggi juga akan disiapkan gizi dan vitamin tambahan kepada dokter dan perawat untuk menjaga stamina dan imunitas.

Secara khusus, Satgas memperhatikan para dokter yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Satgas merekomendasikan dokter yang memiliki komorbid tidak menangani pasien secara langsung.

"Dokter-dokter yang memiliki komorbid kita dorong untuk tidak menangani pasien secara langsung namun melalui fasilitas telemedicine, sehingga keamanan dokter-dokter yang memiliki komorbid dapat kita carikan solusinya," katanya. (gw/zul/fin)

Sumber: