Hafiz Disebut Radikal, Gatot Nurmantyo Marah: Kalau Pemerintah Mau Menangkap, Tangkap Dulu Saya

Hafiz Disebut Radikal, Gatot Nurmantyo Marah: Kalau Pemerintah Mau Menangkap, Tangkap Dulu Saya

Tudingan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang menyebut radikalisme masuk masjid melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik atau hafiz mendapat reaksi keras banyak pihak.

Salah satunya dari Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Dia bereaksi keras atas pernyataan kontroversial tersebut. 

Bahkan, dikutip dari Pojoksatu, Gatot menegaskan jika pemerintah menangkap para hafiz atau penghafal Alquran, dia akan pasang badan. Sebab, dia adalah pembina murojaah hafiz Alquran.

Hal itu dikatakan Gatot saat berpidato dalam acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di rumah Jumhur Hidayat di Bandung, Jawa Barat, Senin (7/9).

“Saya ingatkan pada saat jam 17 tanggal 17 Agustus 2017, saya sebagai panglima TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap, saya mengadakan murojaah oleh 1.000 hafiz Quran dengan tema memohon perlindungan Allah SWT untuk bangsa ini. Dan akhirnya saya jadi pembina murojaah hafiz Quran,” kata Gatot berapi-api.

“Jadi kalau pemerintah mau menangkap, tangkap dulu saya. Sayalah yang makar, kalau itu makar,” tambah Gatot dengan suara meninggi.

Gatot heran dengan sikap yang menyudutkan para penghafal Alquran. Dia tak bisa membayangkan apa jadinya jika tak ada hafiz Alquran.

“Hafiz Quran itu yang melindungi Alquran, mengamankan Alquran. Bayangkan kalau tidak ada hafiz Quran, Alquran diganti kalimatnya, isinya diganti. Siapa yang tahu? Gak ada yang tahu,” tegas Gatot.

Pada kesempatan itu, Gatot mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berjuang melalui Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

“Saya dan kawan-kawan semua ini berhutang. Berhutang kepada negara ini, bangsa ini. Kalau kita tidak melakukan, tidak bangkit, tidak bersama-sama, kita bersalah, kita berhutang,” ucap Gatot.

Deklarator sekaligus presidium KAMI itu mengatakan, selain berutang kepada bangsa dan negara, dia juga berutang kepada rakyat Indonesia.

“Kalau kita bersama-sama ingin berjuang, masing-masing perseorangan buat jaringan di bawah. Ada yang dokter, buat dokter KAMI. Ada yang perawat, buat perawat KAMI. Ada petani, buat petani KAMI. Ada guru, buat guru KAMI. Ada mahasiswa, buat mahasiswa KAMI. Semuanya KAMI,” tegas Gatot dengan suara sangat keras. (one/pojoksatu/ima)

Sumber: