Satu Juta Warga Ditarget Beralih dari Kompor Gas ke Listrik, PLN: Lebih Murah

Satu Juta Warga Ditarget Beralih dari Kompor Gas ke Listrik, PLN: Lebih Murah

Pemerintah melalui PT PLN (Persero) menargetkan konversi satu juta kompor dengan bahan bakar gas minyak bumi yang dicairkan atau liquefied petroleum gas (LPG) ke listrik lewat kompor induksi.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan, bahwa pihaknya akan mendorong masyarakat untuk segera beralih dari kompor gas menggunakan kompor induksi. Menurutnya, penggunaan kompor listrik akan mendorong energi bersih ramah lingkungan.

"Kami akan lakukan konversi satu juta kompor LPG ke induksi dalam waktu dekat ini," kata Zulkifli dalam Webinar, seperti ditulis, Sabtu (5/9).

Zulkifli menyebut, untuk mendorong proyek tersebut, pihaknya telah memulai progam kampung listrik yang memperkenalkan kompor induksi ke beberapa kampung di Indonesia.

Adapun dua kampung yang telah menikmati kompor induksi itu di antaranya Kampung Hijau Kemuning di Tangerang sebanyak 112 set kompor induksi dan Kampung Batu Ampar di Jakarta Timur sebanyak 120 kompor.

"Kami berharap di masa datang akan lebih banyak kampung-kampung yang gunakan kompor dengan energi bersih dan ramah lingkungan di daerahnya, agar tercipta udara yang sehat," ujarnya.

Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), asumsi yang digunakan dalam efisiensi energi kompor induksi mencapai 84%. Sedangkan efisiensi kompor gas hanya sebesar 40%.

"Dengan begitu, biaya pemakaian kompor induksi lebih murah. Jika biaya untuk memasak 10 liter air menggunakan kompor gas elpiji sebesar Rp2.055, maka biaya untuk kompor induksi hanya Rp1.426," terangnya.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi menambahkan, bahwa penggunaan kompor listrik akan difokuskan pada wilayah-wilayah yang tidak dilalui jaringan gas (jargas).

"PLN bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam memasarkan kompor induksi ini," kata Hendra.

Menurut Hendra, penggunaan kompor listrik ini selain membuat energi yang ramah lingkungan, juga diyakini dapat memangkas impor dan subsidi LPG 3 kg yang selama ini membebani keuangan negara.

"Efisiensi di biaya bahan bakarnya dan sangat mendukung mengurangi subsidi LPG yang puluhan triliun. Fokus kita di situ," jelas Hendra.

Untuk itu, Kementerian ESDM mendorong masyarakat beralih dari kompor gas menuju kompor listrik untuk mewujudkan efisiensi energi 17 persen pada 2025 seperti ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

"Saat ini jika kita menggunakan elpiji 70 persennya kurang lebih impor. Bagaimana substitusinya? Kami dari Direktorat Konservasi Energi menggagas bagaimana kalau penggunaan itu bisa disubstitusi dengan kompor induksi," kata Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Hariyanto.

Sumber: