Eksekutor Bos Pelayaran Sempat Salat Istikharah Sebelum Tembak Mati Korbannya

Eksekutor Bos Pelayaran Sempat Salat Istikharah Sebelum Tembak Mati Korbannya

"Bagaimana dia mengeluh kepada suami sirinya (MM) mulai 20 Maret lalu dengan berbagai alasan atau motif mulai dari sakit hati dan korban juga melaporkan ke kantor polisi karena penggelapan pajak yang dituduhkan kepada NL," ungkap Yusri.

Rekonstruksi perecanaan pembunuhan ini memperagakan 20 adegan. Terakhir, rekonstruksi pascapenembakan terhadap Sugianto.

"Mereka membagi uang hasil yang diberikan NL dan diberikan ke AJ maupun DM dan bagaimana sampai mereka menyimpan semua barang-barang bukti yang lain," tutur Yusri.

Total ada 34 adegan. Rekonstruksi di Mapolda Metro Jaya ini mengganti lokasi kejadian di rumah NL, Cileungsi, Hotel Ciputra Cibubur, Bekasi, Jawa Barat dan Tangerang.

Adapun rekonstruksi dilanjutkan di rumah toko (Ruko) Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Rekonstruksi memperagakan penembakan terhadap Sugianto.

Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkapkan DM, sebelum menembak Sugianto sempat berlatih menembak.

Nana menyebutkan, bahwa DM sejatinya tidak memiliki kemampuan menggunakan senjata api. Adapun, senjata api yang digunakan DM yakni jenis Pistol Browning tipe BDA (Browning Double Action) 380 auto warna hitam cokelat.

"Saudara DM belum punya kemampuan menembak, sehingga yang bersangkutan dilatih menembak oleh AJ," kata Nana, Senin (24/8).

DM awalnya bukan lah pihak yang masuk dalam daftar perencanaan pembunuhan. Namun, lantaran percobaan pembunuhan pertama gagal akhirnya DM ditawari untuk menjadi eksekutor untuk menembak mati Sugianto.

"Awalnya yang bersangkutan bukan pelaku tapi untuk kepentingan bersama, dan DM menyanggupi dengan alasan untuk perjuangan," ujar Nana.

Nana menjelaskan alasan DM menyanggupi permintaan menjadi eksekutor penembakan lantaran memiliki utang budi alias kesamaan perjuangan selaku murid dari orangtua tersangka NL.

Sampai pada akhirnya, DM pun datang jauh-jauh dari Bangka Belitung ke Jakarta.

"Sindikat ini satu kelompok, kebetulan para pelaku ini adalah murid dari orangtua NL. Sehingga mereka dengan alasan perjuangan dimana NL dalam ancaman (korban) sehingga DM menyetujui datang ke Jakarta," beber Nana (gw/zul/fin)

Sumber: