Industri Syariah Berpeluang Perkuat Ekonomi Nasional
Ekonomi Islam di tengah pandemi Covid-19 memiliki peran cukup besar dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Ditambah lagi, Indonesia berpenduduk Muslim terbanyak dunia sehingga memiliki peluang besar untuk tumbuh tinggi.
''Di tengah pandemi, industri syariah dapat mengambil kesempatan untuk makin membangun pondasi yang kuat dalam mendukung perekonomian nasional," tulis Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di akun Instagram resminya, kemarin (23/8).
Bendahara negara menyebut, dalam kondisi seperti ini di mana masyarakat membutuhkan makanan dan minuman serta obat yang meningkat merupakan momentum yang tepat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan yang tidak hanya sehat, namun juga halal.
"Kamu bisa terus eksplorasi nilai-nilai, instrumen, dan institusi yang berbasis keislaman agar dapat turut mengambil peran penting membangun ekonomi baru yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih adaptif," ujarnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan, bahwa perbankan syariah tidak berdampak terhadap hantaman virus corona. Ini karena menganut sistem nilai-nilai yang adil dan transparan.
"Pemerintah juga menerbitkan instrumen berbasis syariah yakni sukuk yang banyak diminati investor dalam dan luar negeri," ucapnya.
Terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan, ekonomi syariah di tengah Covid-19 masih memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional di tengah perlambatan ekonomi.
"Sebenarnya keuangan syariah dan ekonomi syariah juga terdampak adanya Covid-19. Akan tetapi masih bisa menggeliat. Ya, artinya masih hidup," ujarnya.
Untuk itu, lanjut Ma'ruf Amin, stimus yang diberikan pemerintah harus dimanfaatkan untuk dikembangkan, dan juga membantu PEN.
Dia menyebut, stimulus tersebut bisa dimanfaatkan untuk bantuan sosial (bansos) produktif. Misalnya, bansos produktif diberikan kepada koperasi, BMT Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal wa Tamwil, dan Bank Wakaf Mikro (BWM).
"Ini justru yang menopang dalam rangka kita melakukan pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Gerak cepat mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah nasional juga dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Salah satunya, yakni peningkatan pemanfaatan digitalisasi sebagai adaptasi era kebiasaan baru perlu diterapkan di sektor tersebut.
"Di tengah pandemi, ekonomi digital kita tingkatkan dengan sinergi ekonomi keuangan syariah, bukan skill down tapi justru skill up. Bukan menurun, tapi justru kita perluas dan kita tingkatkan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menambahkan, dia berharap pelaku usaha syariah dan UMKM harus bisa beradaptasi di era new normal. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan pelaku usaha syariah dan UMKM dalam mengadaptasi era new normal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: