Final Liga Eropa, Gelar Adalah Segalanya

Final Liga Eropa, Gelar Adalah Segalanya

Pelatih Inter Milan Antonio Conte jauh-jauh hari sudah mengumumkan final Liga Europa 2018-2019 akan menjadi trofi pertamanya bersama Nerazzuri. Sekaligus pembuktiannya kembali di kancah Eropa.

Berdasar itu, final Liga Europa 2019-2020 melawan Sevilla , Sabtu (22/8) dini hari nanti di RheinEnergieStadion, Cologne menjadi ajang habis-habisan serta pembuktian bagi Conte.

Dalam wawancara dengan UEFA.com, Conte mengakui laga menghadapi Sevilla jauh lebih sulit ketimbang meramal laga di Liga Champions. Apalagi, Sevilla membidik gelar UEFA Cup/Liga Europa ke-6, sedangkan Inter mengincar titel mereka yang ke-4.

“Ini akan menjadi pertandingan yang sulit. Kami akan berduel dengan tim dengan pengalaman paling banyak dan yang telah memenangkan gelar terbanyak selama satu dekade terakhir kompetisi ini, ”kata Conte.

Football Italia menulis laga nanti menjadi final Liga Eropa besar pertama untuk Inter sejak Jose Mourinho memenangkan Treble pertama pada musim 2010/2011, sekaligus yang pertama dalam karir Conte. Apakah itu berarti musim pertamanya di San Siro sukses?

“Kami masih harus menarik kesimpulan akhir kami karena masih ada satu pertandingan lagi, yang bagi kami adalah pertandingan paling penting - ini final, kesempatan untuk memenangkan trofi utama.”ujarnya.

Sevilla adalah pemegang rekor gelar juara di kompetisi, setelah sukses di edisi 2006, 2007, 2014, 2015, dan 2016. Sementara itu, Inter adalah kampiun 1991, 1994, dan 1998. Baik Sevilla dan Inter belum pernah bertemu sebelumnya.

”Saya yakin ini adalah musim yang positif secara keseluruhan. Kami telah melakukan hal-hal penting dan telah melakukan peningkatan besar. Kami berhasil mencapai final Liga Eropa UEFA, meski sedikit kecewa karena tidak lolos ke fase gugur Liga Champions,” terangnya.

Harapan itu bisa saja menghadapi benteng besar karena Sevilla lebih memahami karakter klub Serie A pada umumnya. Ya, mereka selalu sukses dalam tiga pertemuan terakhir dengan wakil Italia di Europa League ketika sudah masuk babak gugur.

Pada 2014-2015 lalu Sevilla menang agregat 6-2 versus Fiorentina di fase semifinal. Korban lainnya adalah Lazio yang mereka kalahkan 3-0 secara agregat di babak 16 besar, musim lalu.

Meski di atas angin, Sevilla tahu diri bahwa lawannya kali ini berbeda daripada tim Italia yang pernah mereka kalahkan. Secara catatan, Inter datang ke final dengan rekor mengesankan.

Yakni bisa mencetak sembilan gol di tiga laga sejak babak knock-out digelar. Hebatnya lagi, gawang Inter baru kebobolan sekali saja oleh ulah Kai Havertz di babak perempat final.

”Kami tidak boleh gegabah, mereka bisa saja dengan mudah mengoyak pertahanan kami. Tapi, saya harap kami bisa memenangi laga final ini,” kata Jesus Navas dikutip situs resmi klub.

Navas mengakui mereka seperti membangunkan raksasa tidur.Inter datang dengan modal besar. Terbukti dari kemenangan telak nan mengejutkan atas Shakhtar Donetsk di semi final dengan skor 5-0.

Sumber: