Diluluhlantakan Bayern Munchen 8-2, Era Kejayaan Barcelona Berakhir?

Diluluhlantakan Bayern Munchen 8-2, Era Kejayaan Barcelona Berakhir?

Barcelona dipaksa menelan pil pahit ketika menghadapi Bayern Munchen di perempat final Liga Champions, Sabtu (15/8) dini hari WIB. Bermain di Estadio da Luz, Blaugrana seakan hilang kendali permainan dan kalah 8-2 dari The Bavarians.

Kekalahan memalukan ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, dalam pertandingan tersebut, Enrique Setien menurunkan skuad terbaiknya, termasuk sang mega bintang Lionel Messi dan striker haus gol Luis Suarez.

Mimpi buruk Barcelona dimulai sejak menit keempat, ketika Thomas Muller membuka keran gol bagi Munchen sebelum David Alaba mencetak gol bunuh diri tiga menit berselang.

Dalam kurun waktu sepuluh menit, Munchen kembali berhasil menggelontorkan tiga gol ke gawang Barcelona masing-masing dilesakan Ivan Perisic pada menit ke-21, Serge Gnabry (27'), dan Muller (31'). Skor mencolok 4-1 bagi Munchen mengakhiri babak pertama.

Asa Barcelona untuk mengejar ketertinggalan sempat tumbuh tatkala Luis Suarez mencetak gol pada menit ke-57. Namun, enam menit kemudian, Joshua Kimmich menancapkan namanya di papan skor menjadi 5-2.

Namun, delapan menit terakhir waktu normal menjadi petaka bagi Barcelona. Blaugrana kebobolan tiga gol, dengan dua di antaranya diciptakan oleh Philippe Coutinho, pemain yang dipinjamkan ke Munchen.

Harapan seketika sirna ketika Robert Lewandowski kembali merobek jala gawang Ter Stegen pada menit ke-82, disusul oleh brace Coutinho (85') dan (89').

Kegagalan di Liga Champions ini sekaligus memperpanjang catatan buruk Barcelona yang tak lekas menang di pentas Eropa dalam lima tahun terakhir.

Kekalahan memalukan ini pun memunculkan banyak pertanyaan. Salah satunya, apakah pertanda era kejayaan Barcelona di Eropa saat ini sudah berakhir?.

"Apakah ini akhir dari sebuah era, saya tidak yakin? Tapi saya tahu bahwa kami harus menerima bahwa kami telah mencapai titik terendah. Bukan hanya para pemain, tetapi, sebagai klub, kami tidak berada di jalan yang benar," kata Gerard Pique kepada Movistar seusai pertandingan.

"Jika saya harus pergi untuk mengubah keadaan, saya akan menjadi orang pertama yang menerimanya. Ini adalah permainan yang mengerikan, ini perasaan yang mengerikan. Ini memalukan. Secara struktural kami membutuhkan perubahan di semua tingkatan," imbuhnya.

Pique menyerukan, harus ada perubahan radikal di semua lini. Bahkan, ia siap untuk meninggalkan Barcelona agar klubnya berubah menjadi lebih baik.

Bek Spanyol berusia 33 tahun tersebut adalah salah satu pemain yang masih bertahan semenjak dimulainya era keemasan Barcelona di bawah pelatih Pep Guardiola.

"Kami semua perlu merefleksikan secara mendalam, klub memerlukan banyak perubahan, saya tidak berbicara tentang pelatih atau pemain, saya tidak ingin menunjuk siapa pun, tetapi klub membutuhkan perubahan pada level struktural," tuturnya.

Sumber: