Mulai Kekeringan, Taman Alun-alun Butuh Tiga Tangki Air Sehari
Hujan yang mulai jarang di Kabupaten Purbalingga mulai berdampak pada tanaman di sejumlah taman dan Alun-alun Purbalingga. Lokasi yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purbalingga itu, sejak dua pekan terakhir, harus disiram air sebanyak kurang lebih 2-3 tangki sehari.
Kepala DLH Purbalingga, Priyo Satmoko SH MH mengatakan, tanaman di lokasi tersebut mulai membutuhkan air. Karena hujan semakin jarang, pihaknya khawatir, jika tidak disiram, tanaman dan pepohonan rindang itu akan terganggu dan mati serta tidak indah dipandang.
“Penyiraman kami lakukan sore/malam. Tujuannya agar lebih mengena di tanaman dan tidak menganggu aktifitas pengunjung di tempat- tempat itu,” jelasnya, Minggu (2/8).
Tak hanya tanaman dan pohon, di taman dan pohon di Alun-alun Purbalingga juga rutin disiram. Karena selain rawan kering, juga banyak debu yang menyebabkan ketidaknyamanan pengunjung.
Saat ini DLH mengelola taman Bojong, Taman Karangsentul, Taman Maerakaca, Taman SMPN 2 Purbalingga, Taman Bobotsari dan sejumlah taman lainnya. Pihaknya menggunakan armada milik DLH yang biasa digunakan untuk tangki air.
“Khusus tanaman atau pohon di median jalan dan trotoar, pihaknya tidak menangani. Karena masih dalam kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Purbalingga (DPU PR). Kedepan, jika sudah ada perintah kewenangan ke DLH, maka akan ikut dipelihara,” tambahnya.
Pihaknya belum tahu sampai kapan penyiraman dilakukan. Namun yang jelas, sampai beberapa pekan kedepan, penyiraman tetap dilakukan. Sembari melihat situasi dan kondisi di lapangan.
“Kalau sesekali ada hujan, penyiraman tetap dilakukan. Karena hujan sekali atau hujan kecil, tidak akan berpengaruh pada kondisi lahan pada tanaman yang ada,” katanya. (amr/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: