Belum Dibuka, Negeri di Atas Awan Tunggu Legalitas Perhutani
Tempat wisata Bukit Corong atau yang lebih dikenal Negeri di Atas Awan di Desa Jejeg Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal masih menunggu izin legalitas dari KPH Perhutani Balapulang. Meski hingga kini masih ditutup, tetapi dua desa di Kecamatan Bumijawa ini sudah membuat kesepakatan bersama.
Camat Bumijawa Susworo, Selasa (28/7) mengatakan, bukit yang berada di wilayah perbatasan antara Desa Jejeg dengan Desa Gunung Agung itu belum bisa dibuka untuk umum. Hal itu karena masih menunggu izin legalitas dari KPH Perhutani Balapulang. Bukit Corong wilayahnya memang masuk Desa Jejeg dan Gunung Agung. Namun untuk kewenangannya atau tanahnya adalah milik Perhutani.
"Jadi harus menunggu izinnya keluar dulu. Dan masalah ini sudah dibahas, soal kewenangan tempat wisata Bukit Corong, baru-baru ini," katanya.
Pembahasan tersebut, tambah Susworo, dihadiri Plt Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Soeharinto, forkompincam, kepala Desa Jejeg dan Gunung Agung. Juga sejumlah lembaga desa setempat.
Setelah ada pembahasan itu, mereka sepakat Objek Wisata Bukit Corong akan dikelola oleh dua desa, yakni Pemerintah Desa Jejeg dan Desa Gunung Agung. Sementara untuk nama tempat wisatanya, Pokdarwis Corong. Terkait kapan dibukanya tempat wisata itu, dirinya belum bisa memastikan.
"Prinsipnya, kalau izin sudah keluar, Bukit Corong langsung dibuka. Bukit Corong ini kerap disebut sebagai Negeri di Atas Awan," tambahnya.
Sementara itu, Kades Jejeg Saeful Amien menambahkan, di Bukit Corong pemandangannya sangat indah. Terlebih jika malam hari, kelap-kelip lampu di Kota Tegal dan sekitarnya bisa dinikmati dari atas bukit yang tidak jauh dari Gunung Slamet tersebut. Bagi para pendaki Gunung Slamet via jalur Guci, akan menjumpai bukit tersebut.
Di malam hari, para pecinta kemping atau traveler bisa menikmati pemandangan lampu kota, awan dan suhu dingin dari Bukit Corong. Sekitar sebulan lalu, yang kemping di bukit itu banyak. Mereka dari berbagai daerah. Kalau sudah di atas bukit, para pendaki bisa melihat pemandangn sunset dan sunrise. Dahulu nama Bukit Corong adalah Bukit Kembang. Karena ada sumber mata air di atas yang digunakan untuk konsumsi warga sekitar, yang dialirkan pakai bambu mirip corong, maka dikenal sebagai Bukit Corong. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: