Kinerja Keuangan PLN Berat karena Utang Rp500 Triliun, Said Didu: Bukan Hal yang Mengejutkan, Selamat Menikmat

Kinerja Keuangan PLN Berat karena Utang Rp500 Triliun, Said Didu: Bukan Hal yang Mengejutkan, Selamat Menikmat

Utang pemerintah senilai Rp45,42 triliun ke PT. PLN (Persero) belum juga dibayar. Akibatnya, perusahaan plat merah itu menghadapi kinerja keuangan yang berat dan terancam kolaps.

Ancaman kolaps itu juga dipicu utang PLN hingga Rp500 triliun, akibat kebiasaan perusahaan mencari pinjaman Rp100 triliun setiap tahun selama lima tahun terakhir.

Utang tersebut untuk membiayai proyek kelistrikan 35.000 MW yang merupakan penugasan pemerintah sejak 2015. Ditambah lagi kompensasi tarif selama dua tahun terakhir, lantaran kebijakan Presiden Jokowi tidak menaikkan tarif listrik.

Bagi mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, kabar keuangan buruk bagi perusahaan plat merah seperti PLN, bukanlah hal yang mengejutkan.

Menurut Said Didu, pengelolaan perusahaan BUMN benar-benar salah arah sejak tahun 2016. Di mana banyak penugasan yang tidak tepat atau tidak layak.

"Masalah di BUMN diawali oleh berbagai kebijakan yang salah sejak 2016 dengan banyaknya penugasan yang tidak layak," ujar Said Didu dalam cuitan di akun Twitter, Minggu (26/7) kemarin.

Said Didu bahkan memperkirakan ancaman kolaps karena utang tersebut tidak hanya terjadi pada PLN saja. "Selamat menikmati. Perkiraan saya masalah yang sama akan terjadi di beberapa BUMN besar yang lain," pungkasnya. (rmol/zul)

 

Sumber: