Penerapan Daring di Daerah Terpencil Sulit Diterapkan, Guru di Kabupaten Tegal Terpaksa Datangi Rumah Siswa

Penerapan Daring di Daerah Terpencil Sulit Diterapkan, Guru di Kabupaten Tegal Terpaksa Datangi Rumah Siswa

Proses kegiatan belajar mengajar melalui online sulit diterapkan di daerah terpencil seperti SD Negeri 03 Wotgalih Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Sebagai gantinya, para guru mendatangi rumah siswanya untuk memberikan pelajaran dan tugas dengan penerapan protokol kesehatan.

Kepala SD Negeri 03 Wotgalih Endang Purwati, Kamis (23/7) mengatakan, selama pandemi virus corona, peraturan pemerintah soal kegiatan belajar mengajar (KBM) diatur dengan sistem daring. Namun ada pertanyaan yang selalu menggelayut di hati, bisakah sistem KBM dilaksanakan di SD Negeri 03 Wotgalih? 

"Sekolah yang terletak di Dukuh Karangsari ini kondisinya tidak memungkinkan. Makanya, saya sebagai kepala sekolah tidak  memaksakan, baik kepada guru maupun siswa," katanya.

Karena memang, tambah Endang Purwati, banyak kendala yang dihadapi, hingga akhirnya KBM sistem daring tidak bisa dilaksanakan di sana. Sebagai gantinya, guru hanya bisa memberi tugas pada siswinya. 

"Dan di setiap jadwal piket guru mengecek kegiatan siswa-siswinya ke rumah- rumah, tentunya dengan penerapan protokol Covid-19," tambahnya. 

Ada salah satu guru yang mencoba memberikan tugas dengan sistem daring, lanjut Endang Purwati, tetapi tidak bisa berjalan karena siswa-siswinya tidak memiliki handphone android dan tidak ada sinyal di Dukuh Karangsari. 

Kalaupun dipaksakan, para siswa berusaha pinjam handphone, baik dengan kakak maupun saudara lainnya yang punya. Namun, ketika handphone sudah ada, giliran sinyal yang menjadi kendalanya padahal mereka harus mengirimkan tugas dengan segera. 

Akhirnya para siswa terpaksa menggunakan wifi tetangganya walau tidak setiap hari. 

"Makanya pembelajaran sistem daring tidak berjalan. Sosialisasi Covid-19 dilaksanakan dengan door to door juga tidak bisa maksimal karena ketika para guru berkunjung, pintu-pintu rumah tertutup rapat karena tidak ada penghuninya. Masyarakat di Dukuh Karangsari mengajak anak-anaknya ke lahan Perhutani yang ditanami tanam-tanaman seperti jagung," imbuh dia. (guh/ima)

Sumber: