Zona Gempa Megathrust di Jawa Barat Makin Aktif, Sejak Januari Sudah Ada 35 Gempa

Zona Gempa Megathrust di Jawa Barat Makin Aktif, Sejak Januari Sudah Ada 35 Gempa

Zona gempa megathrust di Jawa Barat makin aktif dalam dua tahun terakhir. Tidak hanya itu, tetapi aktivitas gempa kerak dangkal juga semakin tinggi.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan dalam dua tahun terakhir aktivitas gempa di wilayah Jawa Barat paling aktif di Jawa.

"Berdasarkan data sebaran akitivitas gempa di Pulau Jawa sejak 2019 tampak wilayah Jawa Barat merupakan kawasan dengan aktivitas seismisitas paling aktif," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/7).

Dijelaskannya, aktivitas gempa di Jawa Barat tidak hanya terjadi di zona megathrust. Tapi juga aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif yang sangat tinggi.

Berdasarkan data BMKG yang dimilikinya, sejak Januari 2020 hingga saat ini sudah terjadi lebih dari 35 aktivitas gempa di Jawa Barat dan Banten. Gencangan gempa tersebut dirasakan oleh masyarakat.

Untuk itu, dia meminta agar masyarakat untuk selelu mewaspadainya. "Dengan meningkatnya aktivitas gempa bumi di wilayah ini maka warga sepatutnya perlu untuk selalu waspada. Warga harus memahami cara selamat saat terjadi gempa," pintanya.

Lebih lanjut Daryono menjelaskan, aktivitas gempa sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tetapi rumah tembok dengan struktur lemah dapat roboh dan menimpa penghuninya. Karenanya, dia berharap warga dapat membangun rumah yang tahan gempa.

Jika ada warga yang belum mampu membangun rumah tahan gempa dengan struktur yang kuat maka ada pilihan lain yaitu membangun rumah dari bahan ringan seperti kayu dan bambu yang didisain menarik.

"Inilah cara agar kita dapat harmoni dengan alam yang rawan gempa sehingga kita dapat selamat saat terjadi gempa," ujarnya.

Gempa terkini di Jawa Barat terjadi pada Rabu (22/7) pukul 14.11 WIB. Gempa dengan kekuatan 3,5 skala richter (SR) mengguncang wilayah Bogor.

Kepala Balai BMKG Wilayah II Tangerang Selatan Hendro Nugroho mengatakan pusat gempa terletak pada koordinat 6,8 LS dan 106,0 BT atau 61 kilometer Barat Daya Bogor dengan kedalaman 10 kilometer.

“Tidak berpotensi tsunami,” tulis dia.

Dijelaskannya, melihat lokasi pusat gempa dan kedalaman hiposenter, gempa bumi tersebut dikategorikan gempa dangkal. Penyebab gempa karena aktivitas sesar lokal setempat.

Dampak gempa bumi berupa guncangan sesuai peta BMKG dan laporan dari masyarakat, terasa di wilayah Bayah dengan skala intensitas II-III MMI.

Sumber: