Ternak Jentik Nyamuk untuk Pakan Ikan Cupang, Anak Tetangga Muntah Darah Kena DBD

Ternak Jentik Nyamuk untuk Pakan Ikan Cupang, Anak Tetangga Muntah Darah Kena DBD

Seorang tukang ikan cupang di Kecamatan Cipocok Jaya disebut menjadi penyebab berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti yang merupakan penyebab demam berdarah dangue atau DBD. Warga Kompleks Banjar Agung Indah ini sengaja memelihara jentik nyamuk aedes aegypti sebagai ladang usaha.

Kepala Puskesmas Banjar Agung Rosidah menuturkan, pada Juli ini ada kasus DBD yang menimpa seorang anak di Kompleks Banjar Agung Indah. Sang anak yang menderita DBD ini bahkan sampai muntah darah.

Setelah diselidiki oleh petugas kesehatan, ditemukan tetangga penderita DBD yang memelihara jentik nyamuk aedes aegypti di kolam-kolam penampungan air. "Warga ini sengaja memelihara jentik nyamuk untuk usaha (budidaya) ikan cupang," kata Rosidah, Rabu (15/7).

Sang warga beralasan jentik-jentik nyamuk yang dipelihara dan dikembangbiakkan itu digunakan sebagai pakan ikan cupang yang dipelihara dan dibudidayakan olehnya. Jentik nyamuk diyakini merupakan pakan ikan cupang paling baik.

"Selain itu, katanya lebih murah karena tidak pakai modal," ujarnya.

Pihak Puskesmas Banjar Agung bersama dengan anggota Polsek dan Koramil Cipocok Jaya sudah berupaya membujuk warga tersebut agar tidak meneruskan budi daya jentik nyamuk itu, karena akan membahayakan.

Namun, sang warga tetap teguh pada pendiriannya dengan alasan itu adalah satu-satunya usaha yang ia miliki. “Kalau sudah menyangkut usaha kan kita juga bingung,” katanya.

Berdasarkan data Puskesmas Banjar Agung, sepanjang tahun 2020 sampai pertengahan Juli 2020 terdapat 25 kasus DBD di wilayah yang menjadi kewenangan Puskesmas Banjar Agung, yaitu Banjar Agung, Banjar Sari, dan Penancangan. Dari jumlah itu, satu penderita DBD meninggal dunia yang merupakan warga Kompleks Graha Metro.

Camat Cipocok Jaya Mamat Rahmat mengatakan, ia belum mendengar adanya kabar mengenai warga yang beternak jentik nyamuk aedes aegypti itu. Namun ia meyakini jentik nyamuk yang dipelihara bukan jenis aedes aegypti melainkan dari jenis nyamuk yang lain.

“Setahu saya kalau nyamuk aedes aegypti tidak bisa dikembangbiakkan,” ujarnya.

Ditanya langkah apa yang akan dilakukan Kecamatan Cipocok Jaya mengenai warga itu, Rahmat menyatakan, akan mengumpulkan informasi terlebih dahulu mengenai masalah itu barulah kemudian bisa mencari solusi. (toh/rah)

Sumber: