Suhu Global Naik, Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Kekeringan

Suhu Global Naik, Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Kekeringan

Suhu global diprediksi akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan. Bahkan Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) memprediksi suhu akan meningkat hingga 1,5 derajat celcius.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal dalam keterangannya mengatakan kenaikan suhu mencapai 1,5 derajat celcius tersebut di atas periode pra-industri (1850-1900) setiap tahunnya.

Dijelaskan Herizal, analisis data dan prediksi WMO diperoleh dari kontributor pusat-pusat prediksi iklim di seluruh dunia, di antaranya 9 di Eropa, 3 di Asia, 4 di Benua Amerika, dan 1 di Australia.

"Begitu juga dengan Indonesia, catatan iklim BMKG pada 2019 bahkan menunjukkan sebagai tahun terpanas kedua setelah 2016. Peningkatan suhu mencapai 0,84 derajat Celcius di atas rerata iklim 1981-2000," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/7).

Tak hanya itu, emisi gas rumah kaca (GRK) yang terukur di Stasiun GAW BMKG Kototabang juga terus mengalami peningkatan mencapai 408,2 ppm.

"Meski demikian peningkatannya, masih tergolong relatif lebih rendah dari GRK global. Namun, jumlah kejadian bencana hidrometeorologi justru terus bertambah mencapai 3.362 kejadian," katanya lagi.

Dalam laporan WMO Global Annual to Decadal Climate Update for 2020-2024 yang dikeluarkan pada 8 Juli, kenaikan suhu global rata-rata tahunan dalam lima tahun mendatang setidaknya 1,0 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri di masing-masing tahun pada 2020 hingga 2024. Dan ada kemungkinan naik melebihi 1,5 derajat Celcius dalam satu tahun di antaranya.

"Pada 2019 lalu, suhu rata-rata bumi sudah lebih dari 1,0 derajat Celcius di atas periode pra-industri. Periode lima tahun terakhir (2014-2019) adalah lima tahun terhangat dalam sejarah catatan data meteorologi," katanya.

Sementara berdasarkan penelusuran bukti perubahan iklim oleh peneliti BMKG peningkatan suhu rata-rata di Jakarta yaitu 1,6 derajat Celcius dari 1866 hingga 2012.

"Suhu bumi yang terus memanas itu berdampak pada lingkungan, salah satunya memicu perubahan pola hujan dan peningkatan cuaca ekstrem," katanya.

Pengaruh peningkatan suhu di Indonesia, secara umum adanya perubahan pola hujan. Hal ini ditandai dengan peningkatan hujan di utara katulistiwa yang menyebabkan iklimnya cenderung semakin basah. Sementara di selatan khatulistiwa cenderung kering.

"Namun di banyak tempat ditemukan bukti hujan dalam kategori ekstrem terus meningkat," katanya.

Terpisah, Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary T Djatmiko menjelaskan beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan dalam dua desarian ke depan.

"Jadi kalau dia tidak ada hujan sama sekali terus panas dan terik, sehingga dapat dimungkinkan ada potensi kekeringan atau potensi titik panas tadi. Setiap daerah berbeda," katanya.

Sumber: