Kalau AS-China Tegang Lagi Jelang 3 September, Siap-siap! Indonesia Bakal Ikut Terseret

Kalau AS-China Tegang Lagi Jelang 3 September, Siap-siap! Indonesia Bakal Ikut Terseret

Karena menurut RR, sepanjang kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat kentara haluan politik negara condong kepada negeri Tirai Bambu. Meskipun dalam kurun waktu 6 tahun ke belakang RI tidak dianggap sebagai hotspot, atau kawasan strategis untuk AS.

"Sehabis corona ini Trump akan lebih agresif ributin China. Dalam konteks itu Indonesia menjadi penting. Karena di Asia Tenggara yang betul-betul nasionalismenya kuat ke China itu hanyalah Vietnam," terang RR.

"Jika kondisi di Laut Cina Selatan ini makin menguat, makin mengeras, maka Indonesia akan dinilai mulai bagian dari hotspot penting buat pergerakan dan kompetisi geopolitik di kawasan Asia," sambungnya.

Bahkan RR mengaku, minggu lalu dirinya mendengarkan pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, di Laos yang seolah memberi peringatan kepada negara-negara di Asia Tenggara yang memiliki afiliasi dengan China.

"Pompeo mengumumkan berita yang bikin enggak enak. Dia bilang hati-hati, beberapa negara di Asia Tenggara sangat dipengaruhi oleh partai komunis. Disebutin namanya (negaranya), termasuk Indonesia. Wah," ungkap mantan Kepala Bulog ini.

Oleh karena itu RR berkesimpulan bahwa perkembangan geopolitik global saat ini akan menimbulkan masalah, dan turut mempengaruhi stabilitas yang ada di dalam negeri.

"Selama ini pemerintah Jokowi menganggap dia diterima, didukung oleh negara-negara besar di dunia. Mohon maaf, pemerintahan Jokowi hanya didukung oleh China. Diakui memang oleh negara lain, tapi kalau saudara lihat seminggu terakhir berita-berita politik ekonomi soal corona dari Australia sangat-sangat negatif terhadap Indonesia," katanya.

"Ini nunjukin gejolak dan pertentangan geopolitik itu mau tidak mau akan menyeret Indonesia, dan bisa-bisa elite Indonesia akan sangat takut terhadap negara-negara besar. Itu bisa salah satu faktor yang mendorong perubahan," demikian Rizal Ramli. (rmol/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: