Sedang Bangun Jembatan, Tentara Perdamaian Asal Indonesia Gugur di Kongo

Sedang Bangun Jembatan, Tentara Perdamaian Asal Indonesia Gugur di Kongo

Seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan meninggal dunia dalam serangan militer di Republik Demokratik Kongo, Minggu (22/6). Satu orang TNI lainnya juga dilaporkan terluka.

Seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/6), PBB mengungkapkan, bahwa serangan oleh pasukan pemberontak Uganda dari Pasukan Sekutu Demokratik (ADF) itu terjadi di Kota Makisabo dekat Kota Beni di Provinsi Kivu Utara. Kelompok milisi yang dibentuk pada 1990-an itu telah dituduh bertanggungjawab atas kejahatan yang meluas di RD Kongo.

"Helm biru (tentara perdamaian PBB) meninggal dan lainnya terluka tetapi tidak terlalu serius. Dia dalam kondisi stabil," kata Sy Kuombo, petugas komunikasi pasukan perdamaian MONUSCO.

Leila Zerrougui, kepala kesatuan perdamaian MONUSCO, mengungkap serangan itu dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata di wilayah Kongo. Sebagian besar anggota ADF merupakan Muslim asal Uganda, penentang Presiden Uganda Yoweri Museveni, yang datang pada 1990-an.

Pada 1995 ADF pindah ke Kongo, kemudian menjadikannya markas operasi. Menurut data PBB, ADF sudah membunuh lebih dari 500 orang sejak akhir Oktober ketika tentara Kongo bersikap tegas kepadanya.

Pada 2017 ADF telah membunuh 15 tentara PBB di dekat perbatasan Uganda, lalu pada 2018 membunuh tujuh orang lainnya dalam serangan mendadak.

Zerrougui dengan tegas mengutuk serangan itu, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum dan kepada pemerintah Indonesia.

"Insiden ini menyoroti pengorbanan penjaga perdamaian perempuan dan laki-laki yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari jauh dari rumah untuk melindungi warga sipil dan memulihkan perdamaian dan stabilitas di Kongo timur," katanya dalam sebuah pernyataan.

Zerrougui menambahkan, bahwa korban yang diketahui sebagai Serma Rama Wahyudi, telah ambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menyampaikan duka citanya usai gugurnya seorang prajurit Indonesia yang tergabung dalam pasukan perdamaian Indonesia di Misi Monusco, Kongo.

“Duka cita yang mendalam atas berpulang Serma Rama Wahyudi, salah satu anggota pasukan perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi Monusco, Kongo (23/06)," kata Retno dalam akun twitternya.

Menurut Retno, Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan terhadap Monusco. Kemudian meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi.

“Dan membawa pelakunya ke meja pengadilan,” tutur Retno.

Kekerasan yang saat ini terjadi di RD Kongo merupakan dampak dari krisis pengungsi besar-besaran dan genosida Rwanda 1994. Kekayaan besar sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan di negara itu juga memicu kekerasan.

Sumber: