Tanggul Darurat Segera Dibangun di Sepuluh Titik
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kota Pekalongan akan membangun tanggul darurat di 10 titik yang dinilai menjadi penyebab limpasnya air rob ke pemukiman. Ke 10 titik tersebut yakni Degayu, Pabean, Panjang Wetan, Pasirkratonkramat, Randujajar, Kali Sibulanan Slamaran, Tanggul Kali Mati Slamaran, Tirto Meduri, Tirto Bremi dan Krapyak.
PR, Nur Priyantomo menjelaskan penanganan tersebut merupakan bagian dari penanganan darurat yang bersifat sementara. Sebab ke 10 titik tanggul tersebut merupakan sebagian dari penyebab banjir rob yang luar biasa di sejumlah wilayah Kota Pekalongan. "Harapan kami penanganan darurat ini akan dilaksanakan secepatnya," kata Nur, Senin (8/6/2020).
Sebab menurutnya, berdasarkan prediksi BMKG pasang air laut maksimum masih akan terjadi sampai akhir Juni mendatang. Sehingga perlu antisipasi dan penanganan agar banjir rob tidak semakin parah. "Pengerjaannya akan dipercepat, akan dikebut. Sehingga setidaknya bisa mengurangi dampak limpasan air laut," tambahnya.
Nur Priyantomo mencontohkan, untuk tanggul Kali Mati Slamaran akan ditanggul sepanjang 510 meter serta tanggul di Kali Sibulanan akan ditanggul sepanjang 700 meter. Dia berharap dengan penguatan dua titik tanggul tersebut setidaknya bisa mengurangi dampak genangan banjir rob di wilayah Slamaran.
Sedangkan untuk banjir rob yang menggenangi wilayah Jalan Patiunus, Jalan Surabaya dan Jalan Semarang, dikatakannya bersumber dari limpasan Sungai Loji. Sehingga pihaknya berencana akan membangun pintu air di bantaran Sungai Loji di wilayah tersebut. Selain itu, juga akan ditambahkan pompa dengan kapasitas yang cukup besar yakni 500 liter per detik. "Dalam waktu dekat semoga wilayah tersebut akan tertangangi," harapnya.
Sedangkan mengenai penanganan jangka menengah dan jangka panjang, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait karena ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Dia mencontohkan untuk perbaikan tanggul di Slamaran Barat sisi Dermaga Loji, wilayah harus disterilkan dulu sebab menjadi lokasi sandar kapal.
"Karena kalau kami mau mengeruk sungai di sini dan akan membuat tanggul, lokasi harus clear dulu karena di sini merupakan tempat sandar kapal. Ini yang perlu koordinasi lebih lanjut," tandasnya. (nul/zul)
Sumber: