Keponakan Prabowo Tunggu Mandat
Meski sangat dekat dengan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum DPP Gerindra, bukan berarti mudah bagi Rahayu Saraswati Djojohadikusumo untuk segera tancap gas menggerakan mesin partai, dalam suksesi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 9 Desember 2020.
Meski tidak disampaikan secara vulgar, sosok yang akrab disapa Sara itu paham betul dengan karakteristik dan siklus yang ada di Gerindra. Tidak ada paket ”Istimewa” untuk sebuah rekomendasi. Apalagi hanya membawa ”stempel” sebagai keponakan.
Ya, bagi wanita kelahiran Jakarta, 27 Januari 1986 itu, rekomendasi maupun SK penetapan sebagai calon Wali Kota Tangsel termasuk daerah lainnya harus melalui proses, evaluasi dan pertimbangan politis yang matang. Fase-fase sulit dan pengalaman inilah yang menjadikan Gerindra tumbuh besar pada kancah politik nasional.
”Enggak ada yang benar, sebelum SK-nya keluar mas. Saya belum dapat arahan dari pimpinan. Nah, sebelum SK itu keluar, tentu harus ditanyakan dulu ke orangnya,” terang Rahayu Saraswati kepada Fajar Indonesia Network (FIN) lewat sambungan telepon, Sabtu (6/6).
Dirinya mengakui, soal komunikasi terkait Pilkada, sambung mantan anggota DPR Komisi VIII itu, pada tingkatan DPC dan DPP pun berjalan. ”Di DPP itu ada 300 orang lebih lho, memang pernah ditanyakan dengan pimpinan yang berhubungan di wilayah itu (Tangsel). Saya juga sudah dihubungi dengan ketua DPC, tapi saya belum bisa mengatakan apa-apa. Karena SK datang dari pimpinan tertinggi,” jelasnya.
Sara memang tidak menjelaskan secara detil isi dari komunikasi yang dimaksud. Meski demikian, salah satu hal yang spesifik, Tangsel merupakan wilayah yang cukup ”ramah” bagi kaum hawa untuk menjadi pemimpin. Ini pun muncul setelah sebelumnya dinahkodai Airin Rachmi Diany selama dua periode.
”Ya mereka hanya menanyakan bersedia atau tidak. Dan mereka pun (DPC) sudah menjelaskan alasannya itu ke saya. Yang pasti inisiatif itu datangnya bukan dari saya. Lagi-lagi saya menunggu arahan pimpinan, saya menunggu mandat,” tuturnya.
Bagi wanita yang dikenal sebagai pengusaha dan aktif di kegiatan sosial melawan perjual-belian orang lewat Freedom for Indonesia, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo Subianto.
”Maka saya katakan, ini politik dan dinamis. SK-nya bisa berubah hingga menjelang H-1. Saya berpolitik pun bukan mencari jabatan, tapi melayani. Tangsel bukan daerah saya. Domisili juga bukan di situ, saya harus mendalami di sana. Sejauh ini ya bergerak sebagai kader. Menunggu perintah paling atas,” paparnya.
Meski menjadi sosok yang diusulkan oleh internal, tapi bukan berarti Sara cuek. Ia juga membaca konstelasi dan perkembangan yang muncul. ”Ya saya dengar ada Demokrat untuk Azizah. Termasuk PSI yang saya dengar juag sudah ada calon yang diusung,” imbuhnya.
Di lingkaran Gerindra, konstelasi yang ada, juga tidak terlepas dari pertimbangan jumlah kursi di DPRD serta penjajakan yang tengah berlangsung. ”Ya, kita juga sedang menunggu kabar dari PDIP, Perindo, maupun Golkar dan partai lainnya. Komunikasi di tingkat itu pasti berlangsung. Karena melihat dari pengamalan, SK saja bisa berbeda lho, namanya politik,” pungkas Sara.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPC Gerindra Tangerang Selatan Yudi Budi Wibodo membenarkan bahwa nama aktris yang pernah membintangi film trilogi Merah Putih itu masuk daftar yang akan maju dalam pilkada Tangsel.
”Ada beberapa kader internal Gerindra, baik dari pusat dan daerah yang lagi kami hadirkan untuk masyarakat Tangerang Selatan, salah satunya Ibu Rahayu Saraswati,” kata Yudi.
Beberapa kandidat dari kader Partai Gerindra memiliki kualitas yang mumpuni, begitu juga dengan Rahayu yang dinilai siap bertarung di Pilkada Tangsel. ”Untuk Ibu Rahayu juga secara kualitas mumpuni. Dia pernah menginisiasi Rancangan Undang-Undang Disabilititas, dan itu selesai," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: