Mantan Komisioner Becah Belah KPK
”Bambang yang sudah di luar pagar jangan lagi post power syndrome untuk menguasai dan merecoki KPK. Lebih baik Bambang Widjojanto bekerja profesional dalam mengurusi jabatannya sebagai Ketua Komite Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI Jakarta,” jelas Neta.
Misalnya, sambung Neta memantau dugaan korupsi di balik dana bansos atau banyaknya masalah di balik penyaluran Bansos di Jakarta, ketimbang post power syndrome terhadap KPK. ”Toh Bambang sudah digaji besar oleh Pemprov DKI Jakarta,” timpalnya.
Sebelumnya Bambang Widjojanto memuji penyidik KPK, Novel Baswedan yang disebutnya memimpin langsung operasi penangkapan eks Sekretaris MA, Nurhadi, Senin (1/6) kemarin.
”Siapa nyana (sangka), Novel Baswedan pimpin sendiri operasi dan berhasil bekuk buronan KPK, Nurhadi, mantan Sekjen MA, di Simprug yang sudah lebih dari 100 hari DPO,” kata pria yang akrab disapa BW itu dalam akun Twitter miliknya, Selasa (2/6) lalu.
BW mengatakan, penangkapan Nurhadi ini menjadi bukti bahwa Novel tetap bekerja meskipun matanya tidak dalam kondisi sempurna akibat diserang pada 2017. ”Kendati matanya dirampok penjahat yang dilindungi tetapi mata batin, integritas, dan keteguhannya tetap memukau. Ini baru keren,” ujar BW.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengakui Novel Baswedan merupakan salah satu penyidik yang ditugaskan dalam penangkapan Nurhadi dan menantunya. Namun, dia mengakui tidak dapat memastikan apakah Novel merupakan kepala satuan tugas seperti yang disebut BW.
”Apakah dia kasatgasnya atau tidak saya belum dapat laporan, yang jelas kami apresiasi kepada semua anggota tim termasuk pada Mas Novel,” kata Ghufron.
Ghufron pun menekankan bahwa penangkapan Nurhadi dan menantunya itu merupakan buah kerja sama dari seluruh pihak di KPK. "Kerja KPK itu kerja tim baik surveilan, teknis yang nangkap serta admin yang men-support dari Kantor KPK, itu semua kerja tim, KPK tidak mengandalkan superman," kata Ghufron. (fin/zul/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: