Manifesto: Buku Puisi Diluncurkan, Kota Tegal Hujan Syair Penuh Makna
BUKU PUISI - Penyair kondang Kota Tegal Suriali Andi Kustomo menyerahkan buku puisi karyanya yang bertajuk Manifesto: Buku Puisi kepada tamu undangan.-K. Anam Syahmadani/Radar Tegal Grup-
BACA JUGA:Jelang Natal, 50 Motor Knalpot Brong di Tegal Diamankan Polisi
Pemilik Galeri Sewusiji ini menambahkan, Manifesto: Buku Puisi hanyalah awal. Setelah peluncuran ini, setidaknya akan ada tiga penyair lain yang juga bersiap meluncurkan Buku dan menggelar pembacaan Puisi di Balai Budaya Dewan Kesenian Kota Tegal. “Momentum ini menjadi penanda semangat baru geliat kesusastraan di Kota Bahari,” sebut penyair yang banyak terpengaruh Chairil Anwar ini.
Apresiasi datang dari Pemerintah Kota Tegal. Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dewi Umaroh menyampakan, Manifesto: Buku Puisi bukan hanya karya sastra, tetapi juga ikhtiar intelektual dan kultural.
Dia mengajak pembaca untuk merenung, mempertanyakan, dan memaknai kembali realitas kehidupan.
Baik tentang manusia, tentang keadilan, tentang kemanusiaan, dan tentang harapan masa depan. Inilah fungsi sastra yang sejati: menyadarkan tanpa menggurui, mengkritik tanpa mencaci, dan menggerakkan tanpa memaksa.
BACA JUGA:Operasi Lilin Candi 2025: 50 Personel BKO Brimob Dilibatkan dalam Pengamanan di Kabupaten Tegal
“Pemerintah Kota Tegal menyambut baik dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terbitnya buku puisi ini,” tutur Dewi yang mengikuti acara ini hingga menjelang berakhir.
Karya-karya seperti inilah, lanjut Dewi, yang memperkaya khazanah literasi daerah dan memperkuat identitas Kota Tegal sebagai kota yang tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun peradaban dan kebudayaan.
Pemerintah Kota Tegal percaya kemajuan sebuah kota tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari keberanian warganya dalam berpikir, menulis, dan menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.
“Sastra, termasuk puisi, memiliki peran strategis dalam membentuk karakter masyarakat yang kritis, berempati, dan berbudaya,” ucap Dewi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

