Sejarah Benteng Pendem Ambarawa, Warisan Kolonial yang Mulai Terlupakan

Sejarah Benteng Pendem Ambarawa, Warisan Kolonial yang Mulai Terlupakan

Sejarah Benteng Pendem Ambarawa atau Fort Willem I menyimpan kisah kolonial Belanda, penjara pejuang pribumi, hingga cerita mistis. --

Keunikan lain adalah adanya lorong-lorong bawah tanah yang menghubungkan beberapa bagian benteng. Lorong ini dahulu dipakai untuk menyimpan logistik sekaligus jalur rahasia bagi pasukan Belanda.

Hingga kini, sebagian lorong tersebut masih bisa ditemui meski dalam kondisi tidak terawat.

BACA JUGA: Wisata Candi di Jawa Tengah, 8 Destinasi Bersejarah yang Wajib Dikunjungi

BACA JUGA: Jejak Sejarah Kereta Api Uap di Stasiun Prupuk Tegal, dari Kolonial hingga Sekarang

Fungsi Militer dan Penjara Kolonial

Pada masa kolonial, Benteng Pendem Ambarawa difungsikan sebagai markas militer Belanda sekaligus penjara bagi pejuang pribumi. Banyak tokoh perlawanan rakyat ditahan di sini, terutama setelah kekalahan dalam Perang Diponegoro.

Tak hanya itu, benteng juga menjadi titik pertahanan penting untuk mengawasi jalur perdagangan dan mobilisasi pasukan Belanda di Jawa Tengah.

Posisi Ambarawa yang berada di antara pegunungan Ungaran dan lereng Merbabu menjadikannya lokasi yang sulit ditembus oleh musuh.

Memasuki masa pendudukan Jepang (1942–1945), benteng ini diambil alih oleh tentara Jepang dan digunakan sebagai pos militer.

BACA JUGA: Menelusuri Jejak Sejarah Pabrik Gula Colomadu, Destinasi Unik di Solo

BACA JUGA: Menjelajahi Sejarah Candi Mendut Magelang, Cerita di Balik Reliefnya

Setelah Indonesia merdeka, benteng sempat digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada masa Revolusi Kemerdekaan. Namun, sejak tidak lagi difungsikan secara resmi, bangunan ini perlahan terbengkalai.

Kondisi Benteng Saat Ini

Kini, Benteng Pendem Ambarawa masih berdiri tegak, tetapi sebagian bangunannya sudah mulai rusak. Tembok-tembok bata banyak yang ditumbuhi lumut, beberapa bagian dinding runtuh, dan rerumputan liar menutupi area sekitarnya.

Meski demikian, aura megah dan mistis dari benteng ini masih terasa kuat. Banyak pengunjung yang datang hanya untuk sekadar berfoto atau menjelajahi bagian dalamnya.

Sayangnya, potensi wisata sejarah ini belum tergarap maksimal sehingga kalah populer dibanding Museum Kereta Api Ambarawa atau Rawa Pening.

BACA JUGA: Menjelajahi Sejarah Baturaden Purwokerto yang Penuh Mitos

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: