Misteri Tarian Lengger Lanang dari Banyumas yang Nyaris Punah
TARIAN - Lengger Lanang Banyumas, tarian lintas gender bersejarah dari abad ke-18.-(Ilustrasi foto: YouTube/KEMENBUD)-
BANYUMAS, radartegal.com - Tarian Lengger Lanang dari BANYUMAS merupakan salah satu kesenian tradisional yang unik sekaligus memancing rasa penasaran.
Dalam tarian ini, para penarinya adalah laki-laki yang berdandan, berbusana, dan berpenampilan seperti perempuan, sehingga sekilas terlihat layaknya penari wanita.
Secara etimologis, istilah “Lengger Lanang” berasal dari dua kata: leng (disangka perempuan) dan jengger (jantan atau laki-laki), yang jika digabung berarti “disangka perempuan, ternyata laki-laki.” Bagaimana asal usulnya?
Berikut ini Radartegal.com akan membahas sejarah singkat dari tarian Lengger Lanang dari Banyumas yang kami kutip dari berbagai sumber. Simak penjelasan lebih lanjut di artikel berikut ini.
BACA JUGA: 12 Nama Desa Unik di Tegal yang Sarat Makna dan Budaya Lokal
BACA JUGA: 5 Destinasi Wisata Kuliner dan Budaya Sehari di Purwokerto
Sejarah tarian Lengger Lanang dari Banyumas
Mengutip dari Kebudayaan Kemendikbud, tarian ini sudah hadir sejak abad ke-18 di wilayah Banyumas.
Pada masa itu, Lengger Lanang menjadi salah satu bagian dari ritual magis-religius yang berkaitan dengan tradisi pemujaan Dewi Kesuburan serta ungkapan rasa syukur masyarakat agraris atas hasil panen.
Dikutip dari Radar Banyumas, penari Lengger Lanang bahkan menjalani ritual spiritual seperti memanggil indang (roh halus) agar mampu menari dengan gerakan yang memikat dan penuh jiwa.
Ritual ini dipercaya memberi kekuatan batin serta aura yang berbeda pada setiap penampilan.
Alasan Penari Laki-laki Menggantikan Perempuan
Pada masa lampau, keterlibatan laki-laki sebagai penari Lengger Lanang juga memiliki alasan praktis.
BACA JUGA: Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keistimewaan Tempe Mendoan khas Banyumas
BACA JUGA: 5 Warisan Budaya Pekalongan yang Mulai Terlupakan, Kota Batik Butuh Regenerasi?
Menurut penjelasan dari Banyumas Heritage, hal ini bertujuan melindungi perempuan dari potensi pelecehan, terutama ketika pentas dilakukan di jalan atau lapangan terbuka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



