Mitos Pesugihan Gunung Kawi, Ada Harga yang Harus Dibayar?
Mitos Pesugihan Gunung Kawi--
Namun, fenomena tersebut menimbulkan pro-kontra. Sebagian tokoh masyarakat menolak citra Kawi sebagai “tempat memburu kekayaan” karena dianggap menyimpang secara moral dan agama.
Peneliti budaya dari Universitas Negeri Malang, Zamhari Prastyo Hadi (2015), menilai pesugihan muncul karena tekanan ekonomi dan minimnya akses terhadap kesejahteraan yang adil.
BACA JUGA: Mitos Sungai Siak! Ini Sosok yang dipercaya Jadi Penunggunya
BACA JUGA: 8 Mitos Pohon yang Konon Jadi Tempat Tinggal Makhluk Gaib
“Ini bukan hanya soal mistik, tapi ekspresi kegelisahan sosial,” ujarnya.
Gunung Kawi dengan segala mitos pesugihannya menunjukkan bahwa di balik janji kekayaan instan, selalu ada harga mahal yang harus dibayar—baik secara sosial, psikologis, maupun spiritual.
Gunung Kawi hingga kini masih menjadi magnet bagi mereka yang mencari jalan pintas menuju kekayaan. Namun, mitos tentang kekayaan pesugihan yang hanya bertahan tiga tahun menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang tergoda.
Kekayaan sejati, kata para bijak, bukan hanya soal materi, tapi juga berkah yang datang dari usaha halal dan doa yang tulus.
BACA JUGA: Bisa Sial 40 Hari? Berikut Fakta dan Mitos Menabrak Kucing
BACA JUGA: 6 Tempat Wisata Terkenal yang Mitosnya Bisa Bikin Putus Cinta
Demikian informasi yang kami bagikan tentang mitos ritual pesugihan di Gunung Kawi. Semoga bermanfaat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


