LABA SMART dan CANDI GARU, Inovasi Pendidikan yang Ramah Anak
SOSIALISASI - Salha Fardiyah, pembuat inovasi pendidikan ramah anak LABA SMART, sedang menyosialisasikan inovasi pembelajaran yang gampang dan cepat, serta bisa diakses di manapun. (zuhlifar Arrisandy/radartegal.com)--
SLAWI - Dua guru SDN Jatilaba 02 di Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal, berhasil menciptakan dua inovasi pendidikan, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Kedua inovasi pendidikan untuk siswa SD itu dinamai LABA SMART dan CANDI GARU.
Menurut Salha Fardiya, guru PAIPB, dan Mohammad Miftakhudin Bakhtiar, guru kelas 4, LABA SMART dan CANDI GARU merupakan terobosan pembelajaran Kedua aplikasi itu, ungkap keduanya, lahir dari tekad kuat dan kreativitas yang kini menjadi kebanggaan sekolah.
Ditambahkan Salha, LABA SMART merupakan kependekan dari SDN Jatilaba 02 menuju sekolah modern berbasis keknologi. Sedangkan CANDI GARU adalah singkatan bacaan anak digital gratis dan seru.
Salha mengungkapkan LABA SMART lahir dari kegelisahannya yang selalu berusaha mencari cara baru. Tujuannya satu, supaya pembelajaran di ruang kelas terasa lebih hidup.
BACA JUGA: Tes Kemampuan Akademik dan Pendidikan Bermutu untuk Semua
BACA JUGA: Komisi I DPRD Kota Tegal Dukung Wacana Pencetakan Ijazah Diseragamkan Dinas Pendidikan
Kegelisahannya itu, beber Salha, muncul terkait tantangan besar di era sekarang. Yaitu bagaimana membuat sekolah tetap relevan di tengah dunia yang serba digital.
"Saya ingin anak-anak di sini tidak tertinggal. Kemajuan teknologi sudah seharusnya menjadi jembatan, bukan penghalang," kata Salha.
Itu pulalah yang kemudian memunculkan ide pembuatan LABA SMART, sebagai sistem yang menghubungkan guru, siswa, dan orang tua dalam satu jaringan digital. Di dalamnya terdapat materi pembelajaran, hasil penilaian, hingga informasi sekolah, yang bisa diakses dengan lebih mudah dan cepat.
"Dengan kata lain tidak lagi ada jarak, antara rumah dan sekolah. Karena semua bisa dipantau dan dipelajari dari mana saja," tambah lulusan UIN Walisongo Semarang ini.
BACA JUGA: Empat Sekolah di Brebes Jadi Locus Program Pendidikan Gubernur
BACA JUGA: 400 Guru Penggerak Wakili Kabupaten Tegal dalam Festival Transformasi Pendidikan
Senada dengan Salha, Mohamad Miftakhudin Bakhtiar juga mepunyai kegelisahan yang hampir sama. Sebagai penggerak literasi, dia menyadari minat baca anak-anak atau siswa mulai tergeser oleh gawai dan hiburan instan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



