Penyair muda M Iqbal Alfariky tampil perdana, membawakan “Perempuan yang Lewat di Depan Rumah”. Iqbal membawakan puisi dengan nada tenang nan menyentuh.
Dilanjutkan aktor dan sutradara teater, Rias Viri, yang menghentak melalui pembacaan “Pada Sebuah Cafe” dan “Meja Makan Taeko Kansha”.
Suasana kemudian menggelegar saat Diah Setiawati, penyair senior, membacakan puisi berjudul “Plataran”. Lalu, Riani Pemulung menyuguhkan “Elegi Kedua”, sebuah puisi yang ditujukan untuk Eko Tunas, seniman legendaris Tegal.
Penampilan berikutnya tak kalah kuat. Iwan Nirwana menyajikan “Perjalanan Panjang” dengan retorik.
BACA JUGA:Program Beasiswa Luar Negeri, Universitas Pancasakti Tegal Kirim Mahasiswa ke Thailand
Aktivis seni Retno Kusrini menghadirkan puisi berjudul “Sketsa Anak Laut”, sementara Nurul M Balfas unjuk gigi dengan “Surat Sederhana Buat Tuhan”, sebuah puisi reflektif yang sederhana tapi menyentuh hati.
Andi sendiri tampil membaca “Manifesto”, puisi yang dijadikan judul buku ini.
Manifesto: Buku Puisi karya kedua Andi, berisikan belasan puisi-puisinya yang banyak mengungkap kegelisahan bahkan mempertanyakan eksistensi kita sebagai manusia, baik dalam kehidupan individu, sosial, atau soal peradaban seperti kebebasan berekspresi.
Bahkan penolakan terhadap energi nuklir yang kini mulai banyak dibicarakan lagi sejumlah pihak.
BACA JUGA:Komika Mongol Stres Dijadwalkan Isi Natal Bersama di Tegal, Catat Jadwalnya
Andi sendiri menyebut buku puisi ini terlambat lahir.
“Harusnya meluncur saat saya berusia empat puluh lima tahun, sekarang saya lima puluh lima tahun,” tutur Andi.
Buku puisi ini sekaligus menjadi respons atas surutnya minat terhadap buku puisi. Tak ingin membuat pembaca merasa berat atau jenuh, Andi memilih menghadirkan buku tipis ini.
Pilihan ini bukan tanpa alasan. Dia ingin menjaga intensitas dan kedalaman makna setiap baitnya agar dapat benar-benar dihayati.
BACA JUGA:Jelang Natal, 50 Motor Knalpot Brong di Tegal Diamankan Polisi
Pemilik Galeri Sewusiji ini menambahkan, Manifesto: Buku Puisi hanyalah awal. Setelah peluncuran ini, setidaknya akan ada tiga penyair lain yang juga bersiap meluncurkan buku dan menggelar pembacaan puisi di Balai Budaya Dewan Kesenian Kota Tegal. “Momentum ini menjadi penanda semangat baru geliat kesusastraan di Kota Bahari,” sebut penyair yang banyak terpengaruh Chairil Anwar ini.