Menurut Zastrow, inilah benturan paradigma yang harus dijembatani.
Ia memperingatkan bahaya “tsunami kebudayaan”, yakni deforestasi nilai-nilai lokal hingga memicu krisis identitas.
“Akhirnya alamnya yang longsor. Kita banyak kehilangan, tertimpa longsoran-longsoran budaya,” ujarnya memberi warning.
BACA JUGA:Perkuat Kualitas Kerja Birokrasi, Ketua DPRD Kabupaten Tegal Dukung Pelantikan PPPK Paruh Waktu
BACA JUGA:Ngeriii! 307 Ton Limbah B3 Dikeruk dari Pesarean Tegal
Meski diskusi berjalan intens dan penuh gagasan, Zastrow akhirnya menutupnya dengan ringan.
“PMII tak perlu berat-berat, yang penting anak-anak. Cukup have fun saja,” katanya sambil menyinggung bahwa generasi sekarang lebih akrab dengan BTS dan Army dibanding kearifan lokal, sehingga pendekatan pelestariannya harus lebih cair dan kekinian.