Radartegal.com- Penghafal Al-Qur'an di Jawa Tengah mendapatkan penghargaan berupa insentif guru agama dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut sudah dilakukan secara konsisten kurang lebih 6 tahun terakhir.
“Di Jawa Tengah, kami tidak hanya memberi penghargaan untuk penghafal Al-Qur’an, tetapi juga kitab suci agama lain sebagai bentuk toleransi,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Sabtu 11 Oktober 2025.
Meski begitu, mayoritas penerima penghargaan insentif guru agama sejauh ini adalah para penghafal Al-Qur’an.
“Kami memberikan penghargaan langsung, tanpa proposal, satu juta rupiah per orang, sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah Jawa Tengah. Bahkan ada hafiz dari Papua yang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih,” kata Taj Yasin.
BACA JUGA: 21 Kafilah Jawa Tengah Ikuti STQH ke-28 di Kendari, Taj Yasin: Tidak Hanya Al-Qur'an yang Diuji
BACA JUGA: Kurang dari 12 Jam! Indonesia Pegang Rekor Khataman Al-Qur'an Tercepat di Dunia
Anggaran untuk insentif guru agama di Jawa Tengah mencapai Rp250 miliar di tahun ini. Jumlah tersebut akan mengalami kenaikan di tahun 2026 hingga Rp300 miliar.
Taj Yasin mengatakan, selama kurang lebih enam tahun terakhir Pemprov Jawa Tengah secara konsisten menyalurkan anggaran sebesar Rp260 hingga Rp270 miliar dari APBD untuk mendukung guru-guru agama dan para penghafal kitab suci di seluruh Jawa Tengah.
Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini, penghargaan tersebut diberikan bukan hanya kepada penghafal Al-Qur’an, melainkan juga penghafal kitab suci dari agama-agama lain.
Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) secara konsisten menyalurkan insentif guru agama di wilayahnya menuai apresiasi dari sejumlah lembaga.
BACA JUGA: Miris, Jadi Mayoritas Tapi 65 Persen Muslim Indonesia Tak Bisa Baca Al-Qur'an
Insentif guru agama diberikan untuk seluruh pengajar agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.
Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng, penerima insentif guru agama Islam pada 2025 sebanyak 225.187 orang, Kristen 4.430 orang, Katolik 475 orang, Hindu 180 orang, Buddha 545 orang dan Konghuchu sebanyak 13 orang.