Terungkap! Alasan Ilmiah di Balik Mitos Ketindihan yang Bikin Merinding

Selasa 08-07-2025,20:15 WIB
Reporter : Sosa Kinsty
Editor : Teguh Mujiarto

radartegal.com - Pernahkah Anda terbangun di tengah malam dan merasa tubuh tidak bisa digerakkan, dada terasa sesak, dan seolah ada sosok menindih dari atas? Fenomena ini sering dikenal dengan istilah ketindihan saat tidur atau tindihen dalam budaya Jawa. 

Banyak orang yang mengalami ketindihan saat tidur sebagai momen menakutkan. Apalagi tak sedikit yang mengaitkannya dengan keberadaan makhluk halus atau setan.

Di berbagai daerah di Indonesia, ketindihan saat tidur diyakini sebagai tanda bahwa seseorang sedang diganggu oleh makhluk gaib, seperti jin atau roh jahat. Cerita yang beredar menyebutkan bahwa makhluk tersebut duduk atau berdiri di atas tubuh korban, sehingga orang tersebut tidak bisa bergerak, berbicara, bahkan berteriak minta tolong.

Lantas, apakah benar fenomena ketindihan saat tidur merupakan gangguan dari makhluk halus atau sekadar mitos yang berkembang di masyarakat? Dalam ulasan Radartegal berikut, kami membahas fakta-fakta menarik di balik kepercayaan ketindihan dalam budaya Jawa.

BACA JUGA: Sejarah Kelam dan Mitos Hutan Alas Roban yang Legendaris

BACA JUGA: Mitos di Balik Keindahan Kawah Putih Ciwidey, Danau yang Menyimpan Cerita Mistis

Fakta di balik mitos ketindihan saat tidur

Dalam budaya Jawa, ketindihan kerap disebut sebagai ulah lembut atau jin yang "numpang" di tubuh manusia. Untuk mengusirnya, sebagian masyarakat masih menggunakan cara-cara tradisional seperti memanggil dukun, membakar kemenyan, atau membaca doa-doa tertentu agar tidak diganggu lagi. 

Ada pula yang percaya bahwa ketindihan sering terjadi jika seseorang tidur dalam kondisi pikiran kotor, dalam keadaan marah, atau tidak membaca doa sebelum tidur.

Namun, apakah mitos tersebut benar adanya? Dari sisi medis, fenomena ketindihan dikenal dengan istilah sleep paralysisatau kelumpuhan tidur. 

Menurut para ahli, sleep paralysis terjadi ketika tubuh berada dalam fase transisi antara bangun dan tidur, tepatnya saat memasuki atau keluar dari fase REM (Rapid Eye Movement). Dalam fase ini, otak sudah mulai aktif, tetapi tubuh masih “mati rasa” sehingga seseorang merasa sadar namun tidak bisa bergerak atau berbicara.

BACA JUGA: Mitos Diet Cepat yang Berbahaya, Jangan Tertipu Janji Instan!

BACA JUGA: Mitos Curug Tujuh Cilember dengan Khasiatnya yang Beragam

Sleep paralysis juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan ekstrem, stres, pola tidur yang buruk, atau gangguan tidur seperti narkolepsi. Dalam beberapa kasus, halusinasi visual atau pendengaran juga bisa menyertai kondisi ini, sehingga tidak heran jika sebagian orang menganggapnya sebagai pengalaman supranatural.

Menariknya, pengalaman ini hampir universal dan terjadi di berbagai belahan dunia dengan nama dan penjelasan yang berbeda-beda. Di Jepang, dikenal dengan sebutan “kanashibari”, sedangkan di Amerika Latin disebut “se me subió el muerto” yang berarti “yang mati naik ke tubuhku.” 

Ini menunjukkan bahwa ketindihan adalah fenomena global yang sering dikaitkan dengan makhluk halus sesuai budaya lokal masing-masing.

Kategori :