“Di sini, mereka menampilkan karya atau produk terbaiknya. Tapi dalam skala yang lebih besar, perputaran sektor ekraf ini berkontribusi cukup besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal,” kata Joko.
Pihaknya juga menyinggung soal upaya pemulihan 13,3 hektare lahan kritis di sekitar kawasan Waduk Cacaban sebagai Taman Kehati atau keanekaragaman hayati dengan penanaman bibit pohon produktif seperti petai, mangga, alpukat dan nangka.
BACA JUGA: Pesona dan Sejarah Waduk Cacaban Tegal Pikat Dua Mahasiswa Internasional Asal Gambia, Afrika Barat
BACA JUGA: Sejarah Waduk Cacaban Tegal dan Misteri 3 Makhluk Gaib yang Minta Tumbal
Strategi promosi Waduk Cacaban
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Ahmad Uwes Qoroni berharap melalui acara tahunan ini potensi lokal pelaku UMKM yang bergerak di sektor ekonomi kreatif bisa lebih terangkat.
Menurutnya, festival ini sekaligus bagian dari strategi promosi Waduk Cacaban sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Tegal.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal Marwadi mengatakan pihaknya terus mendukung langkah pemda menempatkan Waduk Cacaban ini sebagai destinasi wisata unggulan daerah.
Salah satunya, mendorong sentra kuliner di sini sebagai Zona KHAS atau kuliner halal, aman dan sehat sebagai upaya perlindungan konsumen akan keamanan dan kehalalan produknya.
Di sini, pihaknya juga menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau untuk mengendalikan harga komoditas pangan dan menjaga inflasi.
“Kami memanfaatkan momentum ini untuk melaksanakan Gerakan Pangan Murah dengan menjual satu paket sembako yang terdiri dari 5 kilogram beras, 1 kilogram gula pasir dan 1 liter minyak goreng dengan harga tebus Rp90 ribu atau lebih murah Rp30 ribu dibandingkan harga aslinya Rp120 ribu,” pungkasnya.