Harapan yang tinggi dari orang tua agar anak tunggal segera memiliki pasangan dan keturunan dapat menciptakan tekanan psikologis yang berdampak pada kepercayaan diri dan kesiapan untuk menikah.
3. Stereotipe Gender
Dulu, peran perempuan sebagai istri dan ibu sangat ditekankan. Anak perempuan tunggal seringkali diharapkan untuk bisa mengurus rumah tangga dan keluarga sejak dini.
BACA JUGA: Mitos Alas Purwo di Banyuwangi yang Bikin Merinding, Konon Ada Kutukan dan Panggilan Suara Gaib
BACA JUGA: 5 Mitos Burung Perkutut Jawa dan Asal Muasalnya, Dipercaya Bawa Rezeki
Stereotipe ini dapat membuat anak perempuan tunggal merasa terbebani dan kurang percaya diri dalam menjalin hubungan.
4. Kurangnya Pengalaman Bersosialisasi
Dibandingkan dengan anak yang memiliki saudara kandung, anak tunggal cenderung memiliki lingkaran pergaulan yang lebih terbatas.
Hal ini dapat membuat mereka kurang terbiasa berinteraksi dengan orang lain dan kesulitan dalam membangun hubungan yang lebih intim.
5. Faktor Ekonomi
Dalam beberapa budaya, anak tunggal dianggap sebagai pewaris tunggal harta kekayaan keluarga.
BACA JUGA: 5 Mitos Ayamn Cemani yang Dipercaya, Salah Satunya Bisa Menangkal Santet
BACA JUGA: Mitos Kutukan Sungai Serayu di Banyumas yang Mengakar di Masyarakat
Hal ini dapat membuat calon pasangan merasa khawatir akan adanya perbedaan status sosial atau adanya kepentingan materi dalam hubungan tersebut.
Fakta yang membantah mitos anak tunggal sulit menikah
Mitos bahwa anak tunggal sulit menikah sudah lama beredar di masyarakat. Namun, tahukah Anda bahwa banyak penelitian dan data yang membantah mitos tersebut?
Berikut adalah 5 fakta yang menunjukkan bahwa status sebagai anak tunggal tidak mempengaruhi peluang seseorang untuk menikah:
1. Tidak Ada Korelasi Langsung
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada korelasi langsung antara status sebagai anak tunggal dengan kesulitan dalam menjalin hubungan atau menikah.
BACA JUGA: 5 Mitos Curug Sigeong di Tegal Kabupaten yang Menarik Wisatawan