Dokter Tirta sendiri mengaku rutin melakukan olahraga ini dengan durasi 150 hingga 200 menit setiap minggunya. Dengan intensitas ini, berlari tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik tetapi juga secara efektif mengurangi stres, bahkan dapat membantu mengatasi gejala kecemasan dan depresi ringan .
Berlari dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan jika dilakukan di luar ruangan. Berlari di alam terbuka, misalnya, memungkinkan seseorang untuk merasakan kebebasan dan menikmati pemandangan, yang membantu merilekskan pikiran dari beban mental.
BACA JUGA: Bedah Rahasia Kebiasaan yang Bikin Perut Buncit, Salah Satunya Stres?
BACA JUGA: Jangan Anggap Sepele, Ini Pengaruh Stres Terhadap Kesehatan Jantung
Menurut penelitian, berlari dapat meningkatkan neuroplastisitas otak, yang berperan penting dalam mengurangi risiko depresi dan meningkatkan kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap stres.
3. Bersepeda
Bersepeda adalah olahraga lain yang populer di kalangan masyarakat, termasuk Dokter Tirta sendiri sebelum ia beralih ke olahraga lari. Aktivitas bersepeda memberikan manfaat yang mirip dengan berjalan kaki dan lari, namun dengan intensitas yang bisa disesuaikan, baik untuk pemula maupun yang sudah berpengalaman.
Bersepeda memungkinkan seseorang untuk menikmati pemandangan sekitar, sehingga meningkatkan perasaan tenang dan menyegarkan pikiran dari tekanan hidup sehari-hari.
Studi menunjukkan bahwa bersepeda dapat merangsang pelepasan endorfin dan dopamin, hormon yang dapat membantu seseorang merasa lebih bahagia dan rileks.
BACA JUGA: Cara Mengatasi Stres dan Kecemasan pada Remaja Gen Z
BACA JUGA: Rahasia Tersembunyi Tanaman Herbal di Sekitar Rumah, Benarkah Bisa Atasi Stres dan Insomnia?
Menurut Dokter Tirta, memilih rute yang menarik, seperti area hijau atau tepi pantai, dapat memberikan pengalaman yang lebih positif dan mendorong perasaan bahagia setelah berolahraga.
4. Gym dan Kalistenik
Selain olahraga aerobik, Dokter Tirta juga merekomendasikan latihan di gym dan kalistenik untuk mereka yang ingin meredakan stres.
Gym memberikan akses ke berbagai peralatan yang membantu membentuk otot dan meningkatkan kekuatan tubuh, sedangkan kalistenik merupakan latihan tubuh tanpa peralatan yang berfokus pada gerakan tubuh sendiri, seperti push-up, squat, dan plank.
Tirta menyebutkan bahwa latihan kekuatan seperti ini dapat menjadi cara yang bagus untuk merilis energi negatif serta meningkatkan rasa percaya diri.
BACA JUGA: Riset University of Texas: Berkendara di Malam Hari Ternyata Ampuh Hilangkan Stress dan Capek