"Jateng punya daya saing yang kuat seperti infrastruktur, tenaga kerja berkualitas, kebijakan pro investasi yang inovatif, pelayanan perizinan yang mudah, cepat dan terintegrasi," jelasnya.
Ia mencontohkan, untuk KITB yang belum lama ini diresmikan, sudah ada total 21 investor yang berinvestasi, bahkan lima perusahaan sudah beroperasi.
BACA JUGA: Dibangun di KITB, Pipa Gas Bumi Cisem 2 Disebut Pj Gubernur Jateng Jadi Daya Tarik Investor
BACA JUGA: Tambah Suplai Oksigen, Pabrik Samator di KITB Diresmikan Pj Gubernur Jateng
Kemudian 10 perusahaan masih tahap pembangunan dan lainnya bersiap mulai pembangunan.
Belum lagi investasi di kawasan industri lainnya di Jawa Tengah.
Menurut Nana, keberadaan kawasan industri yang berada di sejumlah daerah tersebut berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
Selain itu juga mampu menyerap banyak tenaga kerja, meningkatkan ekonomi warga sekitar, dan mendorong peningkatan target investasi.
BACA JUGA: Tembus Rp2 Trilyun Lebih, Realisasi Investasi di Kabupaten Tegal Melebihi Target sampai 122 Persen
Untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai, Pemprov Jateng terus meningkatkan pendidikan vokasi dan balai latihan kerja di masing-masing kabupaten/kota.
“Kami juga mendorong Bupati/Walikota untuk aktif dalam setiap kegiatan promosi investasi, dengan menyediakan fasilitas, kemudahan, dan insentif agar calon investor tertarik menanamkan modalnya," kata Nana.
Sebagai informasi, CJIBF 2024 ini bertema "Enhancing Sustainable Growth Through Green and Circular Economy".
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menambahkan, tema CBIJF 2024 ini dipilih karena sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah Provinsi Jawa Tengah.